Please Love Me, Uncle!
itu cukup untuk membuat Emilio tidak suka ada
intang kemarin malam," ujar Ania dengan wajah tersipu. Masih tidak sadar den
gitu saja?" Emilio meny
luarga terpandang, keluarganya juga sangat menyukaiku, da
okus Ania teralih, karena jujur, Emilio terlihat s
di Amste
erada di sana." Emilio
dua puluh tahun dia hidup, Ania tidak pern
Lio, ay
. Melonggarkan dasi yang terasa mencekik. "Bagaimana bisa kau menjalin hubungan dengan pria
adis ini, membuat Emilio sulit menyadari kenyataan
berusia dua puluh
ia yang seperti dugaan paman." Ikut berdiri dengan mengge
ecih, lalu te
rengek Ania tid
orak gembira dalam hati, melihat wajah merah padam dar
milio bersikap seperti in
bersama pria lain. Namun, ini semua ha
juan besar dalam hidupnya,
adalah, menaklu
ndalikan Emilio dengan mudah. Melainkan Ania ingin membuat
eorang Ayah kepada putrinya, atau seo
orang pria terhada
itu
hu diri atau tidak tahu
jak belasan tahun lalu. Dan dia sadar, ini bukan
rusaha seratus ribu kali untuk menghilangkannya. Beribu kali dia berlari, namu
n mem
dengus geli melihat Emilio keluar da
sa
h Emilio menuju kamarnya. "Ania sudah dua puluh tahun!
a bukan gadis kecil lagi. Oh Go
menjadi pendamping hidup Emi
ada yang masih di bawah umur pun. Paman tahu itu," ujarnya. Mengikuti setiap j
belakangnya mengaduh kecil karena wajahn
anmu berpacaran?" Berbal
gangguk a
tidak boleh t
sa itu malah mendesis, lal
erasa senang
o sangat... aaaa! Itu tidak bisa d
isa saja berpacaran
ya, seolah mengatakan, 'habis
lehernya, Emilio melemparkan benda
pagi." Berbicara dingin denga
o menghilang d
m ke mari membutuhkan wakt
nia yakin pria itu sedang mengum
kik geli d
an Lio tanpa harus berjuang keras s
*
a sejuk dan hangat berpadu, karena sang surya baru menamp
embuka pintu kaca di kamarny
h menatap langit, dengan k
hidupnya? Entah sampai kapan Emilio akan seperti ini, di
e bawah. Tangan Emilio berger
sama ad
enganggap Ania sebagai apa. Namun,
pasti akan dibawa pergi oleh pr
o resah. Apalagi kemarin Ania sanga
ekasih sialan dari amster
sehingga dia memiliki alasan untuk melara
an L
. Pria itu mengangkat tangan, tak sa
nar seorang g
suatu hari nanti, tidak ada lagi y
lis saat mendengar Ania memekik senang, dia bi
itu sedang menu
sedetik pun, hingga seseorang ke
i
cara berpakaian rapi. Bahkan ram
sar Emilio mencengkera
ang wajah si Jay itu, andai pria itu tidak segera
engsek jalanan itu
al