BIDADARI SURGAKU
enggantung itu, pikiranku semakin kalut. Aku tak
di telingaku. Kalimat yang m
arku? Atau apa? Aku tak ingin be
ertemu lagi. Jangankan bertemu, sekedar saling m
kamu kangen ya hubungi s
ta, nggak baik
? Nggak konsen kerja, ngga
yang ada di tanganku berka
nggu konsentrasiku,
mbawa dua buah minuman dalam k
ian cemilan, biar kal
ue yang sudah diletakkan di atas meja. Aku
. Ntar kamu keselek
ijah, dia tidak peduli bagai
proposalnya?" tanya
aku ujian. Kata dosen dipercepat soalnya hanya
proposal dan skripsi itu perjuangan terakh
k, M
proposaln
berhenti
Belum rev
, gi
s. Ini salah itu salah. Kan jadinya pu
garuk kepalanya
khir loh, kamu ban
leng cepat. "En
ngat lagi. Janga
i ini. Semua itu membuatku semakin semangat untuk me
menuju ruang kerja Abi sambil menenteng sapu ijuk dan kemoceng. Aku yang sedang membersihkan ruang kerja Abi tak seng
mindahkan album itu. Perlahan aku duduk di bali
sebuah tulisan tangan ya
, bidadari kecil
dada. Betapa besar kasih
t ketika aku masih bayi. Terdapat ke
rasa bahagia tak terkira. Bagaimana set
ngga berjalan. Semua momen tersimpan jelas
otret diri bersama seorang anak laki-laki y
?' batinku
dak, karena saat itu aku baru berusia dua tahun. Ja
ki-laki yang lebih kecil. Mungkin seumuran denganku
a?' batinku ke
da potret saat dia menyuapiku, menggendongku, menggenggam tanganku, bahkan mencubit gemas pipiku. Rasa
" sapaan Umi membua
ira masih kecil
n." ucap Umi seakan
daraku?" Umi
delapan tahun dan Zain seusia denganmu. Dulu kita itu tetanggaan.
sama di Malang. Perpisahan yang hingga kini masih menyimpan k
ang telah melahirkanku. " Insya
n Ustadz Zafran yang beberapa hari y
memang sedikit mirip. Tapi, ap
sa kecilku, diam-diam aku mengambil gam
an antara aku dan sosok Mas Zafran. Dari penuturan Umi, aku tahu
rsamaku dalam gambar. Pasti sekarang dia berubah men
mata yang indah, rambut lurus dan tebal, dan juga b
i yang lalu Ustadz Zafran memberikan sinyal untukku. Apak
i diri yang membayangkan sos
ada dalam foto itu. Dan jika dia adalah Zafran yang kutemui beber