You Make Me High
n pukul tiga pagi. Matanya melirik pria yang masih tidur di sebelahnya. L
inya kembali dengan pakaian ketat yang semalam ia kenakan. Tangannya meraih
mau
terpejam itu membuat Bianca menol
kapan l
jawab Bianca sebelum
santai di lorong menuju lift. Suara sepatu hak yang
a langsung bertabrakan dengan seseorang yang berjalan dari
ma pintu lift terbuka. Bianca berdiri di sudut
lo
tapan pria itu yang memandan
jawa
dia
tha
h terbiasa pergi berdua dengan pria asing, namun, tidak pernah dengan pria
k memikirkan hal yang lain sel
sudut itu mendekat, membuat B
a," kata
Menatap pria yang memperkenal
s your
Mungkin karena itu kedua insan berbeda gender bisa mengobrol t
anc
lat bibir bawahnya. "Bye the
eh. Sedikit mendongak karena per
itu menunjuk leher dan pundak Bian
Ravindra tahu kalau dirinya telah bercinta. Tadinya wanita itu pikir
ena dirinya pernah mendapat customer yang diam-dia
lihatan lo," ba
uar tanpa mengatakan apapun lagi. Tapi baru dua langkah, tangan
ng tangan gue?" t
cakar dan taringnya. Tidak peduli seberapa penting pria yang ia layani. Bahka
Pria itu menyerahkan ponsel.
a. Mendekati wanita sexy h
mah
masalah. Ia bisa memberikan be
sfer sekarang? Berapa? Seratus
-injak. Tapi hatinya tetap merasa kesal karena tubuhnya yang sudah lelah dan mau tidur secepatnya
adalah wanita penghibur VVIP yang tidak pernah mengecew
pilan si pria. Kemeja merah maroon dan juga celana bahan hitam yang dipakai memang dari
ta itu langsung menyahut benda pipih berwarna hitam. Menge
alikan ponsel milik si kaya. "Buat elo harga gue sepuluh
amit dan tanpa menoleh. Pria dibelakang memang sayang kalau dia
bau ponselnya yang ada sisa parfum Bianca. Dia boleh dibilang gila karena
*
ponytail. Wanita berusia dua puluh delapan tahun itu berdiri dari kursi, mematu
ang nyari
t Sarah yang berdiri d
a sih R
endengar nama itu tapi lupa dimana. Bianca memang tidak memili
ama Ravindra itu kaya tuj
ana
n meja b
capan terima kasih atau yang lainnya. Sarah biasa saja, hanya diam tanp
an juga kaki sexy miliknya. Begitu keluar dari lorong gelap semua mata langsung memandangnya. Siul
in itu. Tapi itul
ihat seorang pria duduk di kursi tinggi, membelakangi dirinya. Bianca ben
vin
a membelalakkan mata, langsung ing
ta Bianca lalu duduk
nya Ravindra tak percaya
ria dua hari yang lalu, dengan siapa diriny
wajah tengil kayak elo," balas Bian
yang kamu kasih itu salah.
ang tidak pernah memberikan nomor hape pada pria secara langsung. Se
" tanya Bianca heran. "E
menggelen
arena sekarang Bianca sangat ingin tahu. Tapi sepertinya si pria tidak b
sekedar memaksa Ravindr
i mau minta
ak, Ravindra merasa stress sejak mencoba menghubungi Bianca
akalan g
enopang kepalanya deng
uluh miliar masih