You Make Me High
diri. Padahal dia hanya bercanda waktu itu. Lagi pula pria gila mana yang akan memberikan harga setinggi itu untuk wan
situ mampu,"
ia dua puluh delapan tahun itu mengedarkan pandangan, mencari mangsa tentunya. Tapi di jam segini tidak
uti Bianca mena
dapat apa aja se
ini banyak bertanya seperti itu untuk apa? Kalau cuma sekedar basa-basi Bianca bisa kesal nant
uang adalah segalanya ba
fuck wi
mangnya Bianca bisa memberikan im
lakan. Berbicara ceplas-ceplos tanpa khawatir akan dipandang sepert
n keluarganya bahkan dirinya bisa membeli harga diri seseorang. Ravindra memang tahu kalau uang
elalu penuh perhitungan da
setelah mendapat jawaban Bianca? Kenapa dirinya tidak masalah untu
as Ravindra dengan
m smirk si pria itu mengantar
ab wanita i
be my
yang dilontarkan Ravindra. Oke, dia memang seo
m, memainkan ujung
cantik. "Tapi khusus untuk elo, kalau mau
uga kalau sedang memeras. Padahal, Ravindra yakin kalau harga Bianca tidak akan semahal itu. Bahka
ea
isnya. Deal? Semudah itu?
epuluh mi
enapa jadi Bianca ya
g masih bengong dengan wajah cantiknya. "Tulis nomor kamu
u. Ia yang dulu lugu dan polos berubah jadi bad girl yang liar di atas ranjang. Sikapnya juga tid
s pergi setelah ini,
bih lama tangan putihnya meraih ponsel si lelaki. Mengetikkan re
k tidak tersenyum. Ia mengambil
rekeningnya udah yakin bener? Nanti
buat Ravindra banyak bicara seperti ini. Padahal pria itu aslin
mana mungkin gue lewatin gi
ayar ponselnya, mengabaikan Bianca sejenak. Tak berselang
rim ke nomor kamu." Ravindra tersenyu
tersenyum selucu itu. Tidak akan ada yang menyangka kalau Ravi
eng-gelengkan kepala. "Jadi
nasaran coba search keluarga
n, sangat yakin kalau memang beberapa teman-temannya di cl
di kerasa tidak enak
Bianca. Karena sebenarnya dia juga tidak terlalu
am pertama
s Ravindra santai. Pria itu melihat jam di p
uka. "Tarik ulurnya lumay
a Bianca beberapa kali sebelum beranjak. La
sebelumnya ia mendapatkan pria seaneh Ravindra. Selama ini jika para
uang sepuluh miliar bukanlah sesuatu yang sulit atau sayang. Bianca ingat, dia harus
ermainkan oleh pria l
papasan di lorong. Bianca tidak me
adi ia hanya lanjut berjalan tanp
elihat notifikasi dari nomor tak dikenal. Ia mengerjapkan
mbali ponselnya ke dalam l
iminya uang. Tapi tidak sepuluh mi
enarik napas dalam-dalam sebelum membuangnya dengan perlahan. Tensi d
jalan lancar sebelum minta maa
atkan nomor Bianca hanya
*
juga umpatan yang keluar dari bibir sexy Bianca. Ravindra belum pernah merasakan bibir menggoda milik wa
tadinya ada foto Bianca sekarang kosong. Ravindra menegakkan tubuh. Mencoba men
dib
alah pesan spam yang penuh makian dari Bianca. Bukan diblok
a si
nya padanya. Lalu tanpa berpamitan, ia beranjak. Meninggalkan
masuk dengan terburu-buru ke dalam ruangan bising yang penuh orang
ian hitam. Ravindra mengumpat dalam hati ketika si wa
idak sabar. Ia menepis kasar tangan wanita
ar VVIP lan
ta itu adalah orang yang memanggil Bianca untuknya tadi. Tanpa mengatakan apapun, Ravindra
ar mana Bianca berada. Seharusnya Ravindra menunggu di bawah dengan tenang. Atau datang lagi keesokan ha
ianca yang hanya memakai dalaman s
anc