Partner di Atas Ranjang
pa bulan ini kerjaan Mas sedang kurang
seperti itu. Hari ini Kasih benar-benar membutuhkan uang, u
kamu pinjam dulu deh ke tetangga, siapa
, ini disuruh minjam lagi, pasti ngga
a lagi, Mas benar-b
ni tidak pernah mengirimkan
ingkah suaminya yang belakangan ini tampak berbeda.
sama aku, kan?" tanya w
dengkusan kasar
uh Mas be
begitu,
ya kalau bicara sama kamu, ini yang Mas nggak suka dari
ud Ma
h, teleponnya M
mbuka mulutnya, panggila
kecewa. Danu, pria satu-satunya yang selalu dia andalkan, nyatanya
ng
ar suara benda jatuh. Buru-buru dia me
melihat serpihan gelas
jerit
an gelas itu, yang dia khawatirkan saat ini adalah ibunya.
asih," er
li obatnya, Ibu yang sabar, ya," pi
ng. Secepatnya, kalau terus-terusan ditunda,
menjadi anak yang membanggakan,' ba
an. Ibunya tampak tertidur pulas. Kasih menatap ibunya cukup lama. Na
n, sambil menggoyangkan
at Kasih kembali meng
bangun, aku janji akan belikan Ibu o
s, tangannya gemetar, keringat dingin bercucuran
mbawa Mutia ke rumah sakit, Kasih tak ingin men
*
ada di kertas itu, pihak rumah sakit tak ingin memba
epertinya dia harus meminjam uang lagi pada temannya, wal
am wanita itu sambil merog
ngan telepon itu terhubung, berdoa dalam hati
Kasih.
ar ketika Diana men
sibuk nggak?" ta
emangnya ada apa? Ma
sa menebak pikirannya, pasti Diana risih ka
membantuku, kali ini a
kamu. Soalnya aku juga lagi butuh uang. Tapi, aku a
. "Aku butuh uangnya sekar
Bosnya itu baik banget. Kamu nggak tertarik kerja di sana?
begitu menggiurkan. Sama seperti Kasih sa
aku minta uangnya malam ini. Aku butuh banget uang b
jadi udah fix nih kamu teri
au," jawab
mu, ya. Kita akan datang ke tempat kerja
kasih ya, Di. Kamu meman
*
g kerja malam-malam?" tanya Kasih heran, wanita i
h. Kamu dagang aja
a harus pakai ba
aja deh, aku nggak mau kala
Oke, oke. Aku akan diam.
jang perjalanan, Kasih selalu duduk dengan gelisah. F
na berhenti di sebuah diskotik. Kasih
i mau ketemu sama teman, sebentar a
tunggu di sini a
ma di sana, nggak takut kalau
asi, seumur hidupnya baru kali ini dia menginjakkan kaki di tempat seperti in
. Tapi jangan
udah. A
menelan salivanya, berjalan dengan kaki gemetar,
dada Kasih bergemuruh hebat. Bahkan saat
kita ke sana
ngan Diana, lalu
rang-orang di sini nggak apa-apa, kok
buat Diana kembali m
u," sapa Diana pada sosok pria yang saat ini tengah duduk sambi
15," ucap pria itu dengan suara
ka merinding, wanita itu langsung mem
gan lupa
rgi, bukan ke arah luar, melainkan
h, kepalanya celingukan ke san
ulu di kamarnya, katany
tak enak. Dia ingin membicarakan hal itu pada
a berhenti melangkah. Diana membuka knop pin
u di situ, aku mau li
a, wanita itu duduk di sebua
an di mobil deh, kamu bisa tunggu aku
gak, aku mau ikut aja. Takut sen
s itu aku balik lagi ke sini. Suer deh
i, D
ar aja," sel
asrah. "Ya udah deh, j
anita itu pun akhirny
kunci dari luar, membuat wan
u dia mengedikkan bahunya acuh. Mungkin saja Diana melaku
ngar knop pintu terbuka, membuat w
ngambil ponselnya sam
karena melihat bukan Diana yang ada di ambang pintu itu, melainka
lupa juga dia menutup pintu itu. Jela
ggak ada, tapi ... seb
mbil membungkam bibir Kasih m
pi malam ini jau
ia itu ketakutan. Dia tahu jika pria y
Tolong jangan bersikap kurang ajar
awa keras, jenis tawa yang m
dalah Kasih, temanmu yang sud
Menjual? Diana? Apa Diana menjualnya? Tidak, Kasih yaki
amu jangan mengarang
h ke ranjang. "Intinya, tubuhmu saat ini adalah milikku, aku sudah membayar mahal pada temanmu. Jadi, marila