Duri Pernikahan
b
Sasy dan keluarganya m
an mu?" tanya Setya di s
Reanta dengan seulas s
n selera makanya, batinya kembali bergulat, seharusnya ia tidak cembur dengan Rean
urang?" tanya ibu lembut, menata
nyum tipis, perhatian sang ibu
asy kembali berbaring di ranjang, ia belum bisa benar benar melakukan aktifitasnya s
an di nakas mengagetkannya, Sasy segera meraih ponselnya, terte
keluar dari klinik bersama wanita
masih mengantuk spontan melebar. Sasy melieirk ja
kin kamu s
y aku melihatny
bih memilih tidak membalas pesan Lita. Merasa haus Sasy melangkah keluar kama
ri ibu yang tengah di dapur, ia mengambil se
, katanya mau pergi
lambungnya
sa lega, kedaan Renata sudah m
kotak makan, lalu ia masuk kembali ke dalam kamar, terdengar suara gemericik air, Setya sedang mandi. Sasy membuka tas kerja Setya yang ter
dalam tas kerja Setya, ia mengambil struk
s Setya
eluar dari klinik bersama seorang wanita. Sasy gelisah, mulai berfikir mungkin pesan dari Lita
t informasi tentang obat tersebut dari ponsel pint
u sedang apa?" tegurnya melihat Sa
dorkan struk obat pada Setya,"Kamu sakit?" menatap Setya penuh tanda ta
n membeii obat itu," jawa
kapan
itu harus terencana?
asanya tidak percaya jika Setya sakit dan berfikir jika Renata lah yang keluar dari kl
lambung di dunia ini hanya Rena? Begitu?"
pi
mbuat jantung Sasy semakin berdegup kencang, takut, kaget dan kecewa semua menja
erisak, saat ini rasanya ia sudah lupa cara untuk ters
. Ibu berjalan mengahampiri Sasy, duduk di sebelahnya,"Kamu tidak apa apa?" tan
pun mungkin akan marah jika ia bercerita jika akhir akhir ini ia sering cemburu pada
ar ibu memeluk hangat Sasy. Air matanya kembali berderai
*
a hari
ma temanya lagi?" tanya Sasy yang jarang
sejak pagi, Renat
? Berkerj
tau, Rena belum
u sangat dekat denganya saat di rumah kini seolah berubah menjadi peribadi y
merasa bosan saja di rumah, Rena pastilah sekara
u ingin kul
lah menyantap makan malam i
mengekor di belakangnya i
anya Setya se
iah lagi," ujar Sas
elah alisnya,"Tidak, tidak bol
n di rumah," rengek Sasy, tetap berusaha mendapat ijin dari suaminya itu, meskipun sampai deti
mohon," Sa
," jawab Set
asy memeluk tubuh ke
pus, untuk melanjtkan kuliahnya yang sempat tertunda sejak
an di koridor kampus,"Kamu ngapain ke kampus?" wanita berambut ikal itu menatap hera
," jawabnya dengan
Setya enggak ijinin
a udah ij
s donk ka
n sahabatnya itu, begitu juga dengan Sasy yang tidak lagi merasa
antin yuk, aku lap
yo
n menuju kantin dan duduk di
m makanan di sana tapi semua makanan
sy tiba tiba terlintas makanan berrbahan
Sas, kamu pengenya yang aneh
ngidam deh," Sasy mengelus pelan p
terkejut karena Sasy memang
,"Iya Lit, udah hampi
y,"Oia kayanya ada yang jual siomay deh
siomay saat ini, tapi ia malas jika harus be
a saja? Pinta Setya saja
dalam tas, meulis pesan pada Setya. Sedangkan Lita s
a Lita yang kali ini sibuk menya
ada Setya berulang kali, meminta agar suaminya i
k, kanapa kamu
asy sedih, munngkin ia salah karena telah menganggu Setya tapi ti
saja?" usul Lita kembali, melihat Sasy
suara yang terdengar bergetar. Kepala Sasy tiba t
ijat pelan pelipisnya. Detik berikutnya pandangan Sasy benar benar ge