Duri Pernikahan
b
otel tanpa meluangkan waktu untuk sang istri layaknya sepasa
tengah menyiapkan makan malam, mempertanyakan tentang kepulangan mereka yang leb
ikampus," jelas Sasy berusaha terlihat tenang walau
kan jika mengambil cuti untuk beberapa hari," protes
aku dan mas Setya suadah tinggal ber
*
kampus."Sudah selesai mas?" sapa Sasy saat Setya keluar dari kamar mandi. Set
aku buru bu
kecewa karena sudah bangun sepagi mungk
ya, ia sedikit tertegun saat Setya berlalu pergi begitu saja tanpa
um lagi Setya tak sekalipun membalas pesannya padahal selama berpacaran Setya selalu rutin meneleponya. Sa
kul 10 malam tapi Setya tak kunjung pulang."Sasy, suamimu
gkin masih ban
arut begini," balas bu Rani mulai
kamarnya sementara Sasy masih menyandarkan kepalanya dimeja makan, menunggu Setya pulang walau matanya sudah sangat mengantuk. Sa
mengahampiri dan mencium punggung tan
Setya singkat tanpa memperhatikan mata sayu Sasy y
" Sasy mengarahkan bola mata Setya pada
ku mau istirahat." sambungnya, menaiki anak tangga meninggalkan Sasy begitu saja. Sasy terdiam mematung, dengan sudut mata yang sudah berembun, ia tak mengerti men
*
indukanya."Kak aku rindu banget, kenapa enggak mengabari mau pulang?" tanyanya, memandang berbinar sa
k?" ibu Rani menghampir Renat
a memeluk ha
mau pulang, ibu dan Sasy kan
otkan bu, lagipula ak
anganya langsung tertuju pada Renata."Kak, kenalkan ini suamiku," Sasy me
p ramah Renata seraya mengulurkan tanganya pada
g ibu, mereka pun menyantap makan malam seraya bercengkrama."Mas, jadi kapan kita akan pindah?" tanya Sa
ng," balas Setya seraya mengu
ken
a belum
ernah mengatakan jika rumah tersebut sudah selesai bahkan Setya semp
nya lain waktu," tegas Setya
penting rumah itu sedang dikerjakan kan, dan kalian sebentar lagi akan pindah, setelah berumah tangga meman
alkan kakak yang baru pulang ini," ti
akan rumah tersebut belum selesai. Sasy beranjak dari kursi makanya dan masuk kedalam kama
s Setya mau kasih apa ya?" gumamnya tersenyum tipis, sebelumnya Setya selalu memberikan hadiah un
erkutat didapur menyiapkan sarapan untuk Setya."Mas
ihat jam dinding dengan terburu buru ia beranjak dari ranjang
mengucapkan kata kata manis dihari ulang tahun Sasy. Sasy kembali kecewa namun ia mas
ergegas menghampiri dan mencium punggung tanganya, ekor matanya melirik tangan Setya yang hanya memegang tas kerjanya dan meletakanya diranjang. Seharusnya Setya membawakan sesuatu dan m
hari ulang tah