Duri Pernikahan
b
lan ke
yang lalu. Sasy tersenyum sumringah memandangi tubuhnya dicermin, kebaya berwarna putih itu tampak anggun ditubuhya den
iu Rani menghampiri sa
ngan senyum mengembang."Bu, kak Re
esai ujian dia akan langsung pula
itu memang sudah lama tidak pulang, walau merasa sedih karena Renata tak dapat menyaksikan pernikahnya tapi Sasy teta
gu," ibu Rani meraih tangan sang putri keluar ka
gitu cantik bak taman disebuah istana. Seluruh pandangan para tamu langsung tertuju pada Sasy yang tampak cantik dan memukau. Sasy mengu
enghulu dengan beberapa s
a dengan erat menuntun Setya mengucap ijab qabul. Dengan lantang dan d
rnikahan dijari manis Sasy begitu pula Sasy yang menyematkan cincin pernikahan di jari Setya sebagai tanda mereka sudah terikat pernikahan yang suci, Sasy
*
n, masih tampak jelas kissmark yang ditinggalkan Setya disisi lehernya. Sasy mengusap bibirnya yang lembab, kecupan mesra Setya seakan masih terasa dibibir mungilnya, ia menutup wajahnya yang mem
ut."Mas, bangun." ucapnya, menepuk pelan tubuh suaminya itu. Setya melebarkan
awab Setya singkat. Turun
yang ada didalam hotel tersebut."Silahkan menikmati," ujar s
a Sasy dengan polosnya mengingat Setya pernah be
ja, besok aku h
, Sasy bergegas meraih air putih disisinya, menungguknya hingga tandas."Mengajar? tapi kita kan b
awab Setya dengan wajah dinginya seolah t
a ambil cuti, lagi pula kamu k
kecil, aku ini kepala rumah tangga turuti saja perkataan ku." tegas Setya beranjak dari kursi makannya keluar dari resto tersebut meninggalkan Sasy yang masih mematung
anya setelah menikah. Sasy pun keluar dari dalam resto, kembali ke kamar hotelnya, tampak Setya yang tengah duduk bersantai di balkon hotel seraya memainkan ponselnya. Setya melihat Sasy yang baru masuk ke dalam kamar , pandangan mereka saling betemu, Sasy menatapnya dengan
k mengeluarkan perasaanya yang terasa amat sesak."Kenapa? kenapa ia tiba tiba be
tya besikap sangat berbeda. Sasy masih mengingat bagaimana semalam Setya mencumbu dan memp
inum mas," Sasy menghampiri Setya yang masih duduk dibalkon, asik dengan ponselnya. Sasy duduk dihadapan Setya."Mas udara disini sejuk ya," ucapnya mencob
ini juga banyak tempat bagus," ajak Sasy tak i
gmu, kita pulang ker
i sukses membuat Sasy tercen
nyak perkerjaan yang harus aku lakukan,
dalam koper, ia sudah membawa banyak pakaian, berharap bisa menikmati waktu berdua dengan Setya seperti peng