Persona
nnya menggunakan ojol. Dia baru selesai m
Perasaannya masih kesal mengingat kejadian di rumah Riri tadi. Dia masih ingat
s ke arah layar ponsel Andra yang menampakkan wajah temannya. Saat itu mereka yang lebih dulu tiba di rumah Riri, menunggu kedatangan yang lainnya untuk mengerjakan tugas. Bosan, A
-jarinya meremasi roknya. "Mau gue kenalin nggak?" Andra tiba-tiba menggeser duduknya mendekat ke Safira. Lalu dengan PD nya dia melingkarkan lengann
epaskan rangkulan Andr
"gue kan cuman mau ken
Tapi kali ini Safira menghindar dan refleks tangannya menampar pipi Andra. Tidak keras, tapi
kan bicara lagi ketika Safira justru b
r cewek!" teriak Andra yang tentu masih bisa
hanya menjawab kalau dia hanya ingin membantu Riri membuat
kan pikirannya, tidak mau terlalu lama memikirkan lelaki itu. Gad
*
senyap. Jadi, jangan heran jika ada yang menjuluki Jakarta sebagai kot
warni. Menyirnakan seluruh rasa kantuk dari para pengunjung. Seorang disk joki di atas dancefloor terlihat meliuk-liuk me
yan yang segera datang memberikan beber
ggal setengah. Lalu mengembuskan
alan di depannya, mulai dari yang pakaian tertutup hingga pung
eran pacar lo?" tany
mengambilnya satu, mengapitkannya pada bibirnya, mencucul ujung rokok dengan api, mengisapnya dalam-dalam dan mengembuskan asapnya. "Gue ke sana dulu
ok, minum-minum dan main perempuan .... Terkadang dia mengonsumsi s
ng hanya menemani. Sebagai ketua ekstrakurikuler yang disegani, tentu, Tristan menjaga reputasinya. Dia tidak a
*
at Andra yang terlihat mabuk. Kalau sudah begini Andra biasanya tak pulang ke rumahnya. S
n, "Sekarang anterin gue
Tristan merasa w
stan, tapi kepalanya tertunduk, "lo punya j
d lo R
ya
ana dalam keadaan mabuk. "Gue nggak bisa bawa lo dalam k
nya. "Kalau lo nggak mau anterin, biar gue yang p
ia takut terjadi sesuatu hal pada And
hnya kan? Jadi lo nggak mungkin bisa pergi
nggak mabuk. Lo nggak liat? Gue tadi cuman pur
"Oke, deh. Gue kasi liat lo di mana rumah Risty." Lalu lelaki itu mengenakan helm dan menaiki motornya. Moto
*
telinga dan pikirannya masih bekerja hingga matanya membuka lagi. Alhasil, d
e kehabis
esin motor menyal
na, n
" Suara itu terd
gue g
u berasal dari depan gedung kosannya. Dia duduk di atas tempat tidur, melirik j
mendengar suara itu lebih jelas. D
a itu terdengar lagi hingga dia tidak merespons apa yang mereka bicarakan. Dia mengintip ke jendela. Dari ketinggian lantai dua kamarnya dia melihat dua lelaki seba
lah Andra? Jika iya dengan siapa dia? Kemana me
*
g di terasnya yang luas. Pasalnya malam ini orang tua Risty ada di rumah. Sebab itulah para ABG yang biasa main ke rum
diraihnya, menceritakan kesehariannya di sekolah, menceritakan kegiatannya bersama teman-temannya. Risty bersikap seolah semua baik-baik saja. Orang tua nya memepercayai itu tanpa curiga sedikit pun pada putri cantiknya. Mereka tak tahu kalau put
itu, dua lelaki remaja SMA sej
Ya, mereka berdua akhirnya berhasil masuk ke halaman rumah itu dengan memanjati
hu kenapa hari ini sepi. Biasanya
eringai, "ini kesemp
stan ketika Andra melangkahkan
menoleh, "kamar
an sambil tangannya teracung,
gai sembari berjalan men
?" tanya Trista
at aja
*