Persona
para siswa sudah boleh bubar meninggalkan lapangan. Namun, instruksi dari Kepala Sekolah mem
di adakan minggu lalu. Berita itu tentu saja jadi hal yang membanggakan SMA Tunas Bangsa yang terkenal sebagai SMA swasta fa
n maju ke depan untuk menerima penghargaan ...." Pidato Kepala Sekolah dari atas podium. SMA Tunas Bangsa bertepuk tangan tatkala siswa dan siswi berprestasi maju ke depan. Ucapan selamat dan syukur tak henti-he
semester ganjil. Beberapa minggu lalu memenangkan lo
semester ganjil. Beberapa minggu lalu memenangkan
utri, memenangkan lomba Fisika di SMA Tuna
ahkan mereka untuk berdiri di tepi lapangan. Mereka
aan dan foto-foto bersama guru.
*
jak tadi perutnya keroncongan. Mereka berdua duduk menunggu bakso
kantin itu juga membicarakan adik kelas bern
, ya, dia sepintar
ka kan emang udah langganan menangin lomba,"
bukan Wula
us s
IPA 2 itu. Gue nggak ny
iasa, aja, sih
temu, Riri justru biasa saja. Mungkin karena Riri tidak mengenal Risty. Dan kelihatannya juga tak
kosong yang ada di depan tak jauh dari meja Safira dan Riri. Safira tak sengaja memandang ke arahnya dan detik itu dia tak mengali
n dia gitu amat." Riri
lagi nanti udah jadi senior? Selain cerdas, dia juga cantik ba
apkan kalimat itu, bakso dan
ap dan saos ke dalam mangkokn
t, kagum banget," jawab Safira
apa-apa lagi dan memi
sa bersekolah di sekolah swasta yang elit seperti SMA Tunas Bangsa ini pun dia sudah bersyukur. Dia
ajak-ngajak." Evan tiba-tiba mu
kemana?" tanya Safira yan
gus," ucapnya kemudian, mengalihkan pembicaraan
pa?" respo
ke Bandung?" Evan memandang kedua sahabatnya antus
ama," sa
ya direncanain dari sekarang. Sesekali lah kita jala
lo bisa kepikiran rencana kayak gitu ya? Tiba-ti
engah makan m
antah Evan. Riri terkekeh. Dia tak mengerti mengapa Evan selalu me
nggak?" tan
"Mending lo pesen makana
lih sekolah di sini, mereka belajar beradaptasi, menyesu
Pasalnya perutnya pun tak terasa lapar. Evan
A Tunas Bangsa. Safira yang merasa cocok dengan Riri jadi semakin dekat setiap
wi lain selain Riri. Dia tak percaya pada siswi lain selain Riri. Bag
bu kantin lalu dia kembali ke tempat duduknya. Dalam diamnya dia mengi
tau kenalan cewek nggak
. Emangny
kalian biar rame. Nggak se
lu, terutama sama cowok. Mana mau dia diajak jalan sama cowok
nggak malu?
da," sa
ujuk dia biar mau, temen l
cuman dua." Evan meng
harus bujuk mereka buat jalan nanti.
ga sesuatu. "Tapi ngg
o kan kenal gue udah lama masak lo nggak tau gue, sih? Apa lagi sama Tino. Tino ngga
Iya deh nanti gue pikirin caranya bu
temannya itu punya rencana
*
nyata juga menarik perhatian kaum lela
awannya makan sekarang, ada seorang lelaki yang sejak tadi memper
ang tengah melahap nasi kuning menoleh, men
isty duduk, tangannya teracung ke arah sana, "lo l
rah ke tempat yang ditu
hatikan Risty yang tengah bercakap-cakap dengan
Tapi juga cerdas. Lo tau kan d
i sambil menghabiska
ing dia bisa kita aja
mengerti. Mulutnya berhe
ring, "masak lo ngga
ius
rius
u dari
. Lo tau tiap malam rumahnya rame jadi tempat tongkrongan anak-anak s
rumahnya
sekolah kita. Nan
enatap Risty. Tidak mengiyak
*
Safira di antar Evan, sedangkan
ang ke sosok Risty yang tengah berjalan di antara keramaian itu, siswi itu tampak menunduk sibuk memainkan ponselnya. Semakin diperhatikan, adik kelas yang dikaguminya itu semakin cantik. Safira terus memperhatikan Risty yang
mana? Jadi p
b Safira sambil nyengir. Lalu dia pun naik ke atas motor Evan sebelum a
*
kus yang tak jauh dari sekolahnya. Lelaki itu sudah keluar lebih dulu. Dia tidak mau menjemput Risty secara terang-terangan seperti
ng tengah duduk di atas ninja hitamnya s
dekat. Gilang tersenyum melihat pacarnya yang ma
berpaut pada bahu kanan lelaki itu. Aroma parfum khas lel
jalankan motornya. Dia menoleh, "kamu tahu,
ngkin ke hotel dengan ser
i gi
mah ak
ajukan ninja hitamnya menuj
*