icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Persona

Bab 3 Persona 3

Jumlah Kata:1693    |    Dirilis Pada: 17/07/2022

ng. Melepas helmnya dan meletakkannya di atas spion. Men

masuki sekolah yang sepi. Berjalan gontai menuju kelas, se

n pekerjaan rumah seperti siswa lain. Dia memang senang datang sebelum sekolah terla

sekolah di SMA Tunas Bangsa. Dan seja

yang sedang piket. Dia baru meletakkan tas di bangkuny

sapa gadis itu,

angnya, "eh,

isan kuota. Ini penting banget buat tugas. Bentar aja, nanti gue balikin," terang gadi

andphone dari dalam tasnya dan

dengan tersenyu

kemudian dia berj

itu terheran. "E

"gue mau ke luar bent

one lo

gue ke luar

udah." Risa m

langkahnya ke luar

engan Gilang dan agar Gilang tidak curiga padanya kalau dia diam-diam menaruh hati pada lelaki itu bahkan sejak aw

as Bangsa, dia dikenal baik dan ramah pada semua orang, senang membantu, supel, tidak pilih-pilih dalam berteman. Dia aktif dalam berbagai organ

ang senang terhadapnya. Termasuk para guru. Teman-temannya pun senang terhadapnya, terutama kalangan perempuan. Apa lagi jika dia memiliki fi

*

an Evan baru saja datang tatkala para siswa di

a di sana. Evan juga duduk di bangkunya send

katan Safira dan Evan yang terlihat seperti orang pacaran. Safira yang mendengar itu hanya memutar bola mata m

swi lain menoleh ke arah Safira yang baru duduk di

at PR lo, do

," jawab S

o belum ngerj

mm

a gue." Andra tak percaya. Safira menghela napas. Akhirnya dia membuka resel

afira. Safira tak heran lagi, Andra memang senang mencontek pekerjaan rumahnya. Tak hanya pekerjaan rumah, tugas s

idnya yang sangat cerdas, namun, nyatanya

rumor yang beredar katanya Andra menyukai Safira, tapi Safira tak mempercayai it

seantero sekolah. Para siswa yang tadin

ngembalikan

ni---masuk ke kelas dan meminta ketua kelas untuk mem

u pulang tiba. Para siswa berkeluaran dari set

ka pulang pun Safira diant

ung kosannya. Di balik helm fullface-nya yang kacanya tak dibuka, Evan mengangguk, s

tup rapat, sesekali dia tersenyum tipis pada seorang gadis yang lebih tua dariny

urnya dulu sebelum bepergian. Lantai ubin yang tampak mengkilat karena sering di pel dengan pewangi lantai. Isi-is

a mendapati kamarnya berantakan. Kamar adalah satu-satunya tempat dia mengistirahat

ika ponselnya berbunyi. Telepon dari ibun

afira seraya duduk

ja, kan?" Suara ibu di seberang terdengar

aman, kok, Bu," jawab Safira dalam kebi

tv, katanya salah satu SMA di Jakarta, muridnya ada yang terlibat kasu

sekolah Safira. Sekolah Sa

an sampai kamu terlibat atau bergaul sam

i, kok dan nggak akan terlibat kasus apa pun. Ib

baik-baik. Ibu selalu do'akan kamu. Sem

. Makas

up dulu teleponnya.

Safira sebelum akhirnya

ia meletakkan ponselnya di tempat tidur lalu mengganti seragamnya secepat mungkin karena set

endidikan yang lebih baik. Dan di sini dia hanya mengekos karena tak ada sanak keluarga ya

at. Dia ingin bersekolah di SMA yang bagus yang tak mungkin dia dapatkan di Kalimantan. Dia ingin kuli

sama-sama di Jakarta. Pasalnya lelaki itu juga memiliki tujuan yang sama. Ibu Safira yang sudah percaya de

as berkualitas baik yang mampu menunjang masa depannya kelak. Meski pun dia tahu, Jakarta kota yang kejam d

*

r ke kafe tempat tongkrongannya yang biasa dia dan teman-temannya singgahi. Ada j

ak?" tanya Fajar sambil bertos

empatin ke sini," jelas Evan setelah meletakkan bokongnya di kurs

Tino yang sedang menghadap belakang, mendatangi barista. Saat me

Tino berbalik badan, berjalan ke arahnya dengan sege

pada Tino yang kini

tua dari Evan hanya bekerja di bengkel. Evan mengenal mereka di sebuah acara ulang tahun teman sekelasnya waktu lalu. Dan entah bagaimana caranya mereka bertiga akhirnya jadi teman akrab. Mungkin karena kesamaan

kan ponselnya, menyalakan kamera, mulai merekam akti

yang mengisap rokoknya, lalu dia merekam wajahnya sendiri. Mereka tertaw

*

ambil memainkan sosial media. Gadis itu terpaku kala melihat foto yang pertama kali muncul di berandanya adalah foto dari

Dia membaca caption itu pelan, "selalu sayang kamu ... Tina." Safira me

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka