icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Ghost

My Ghost

Penulis: Aya Emily
icon

Bab 1 Bertemu Hantu

Jumlah Kata:2456    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

harga murah. Ini langkah besar bagiku. Memutuskan hidup terpisah dar

tai. Tapi aku suka berkhayal. Berharap suatu saat aku akan pergi jauh, berkeliling Indonesia dan

ekerjaan yang membuatnya tidak harus lepas dari rumah seperti mengajar, menjadi guru. Yah, wajar mereka menginginka

aku. Bukan apa

rikutnya lagi. Tidak berharap muluk akan mendapat cinta selama perjalananku-meski aku adalah penulis nove

karena aku tidak melakukan seperti yang mereka inginkan. Dan akhirnya setelah satu jam mendapat nasihat, ceramah, dan bentakan namun keputusanku tidak be

menyia-nyiakannya. Dengan berbekal uang yang kukumpulkan dari penjualan novelku,

bagiku sudah sangat mewah. Bahkan harga sewanya amat murah jika

an fasilitas lengkap, rapi, dan bersih. Satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu lengkap dengan tv serta dapur. Tempat yang nya

aknya itu

keperluan sehari-hari seperti pakaian, peralatan kosmetik, dan perlengkapan mandi.

berukuran king size yang empuk. Bahkan seprai dan selimutnya wangi dan lembut yang menandakan ba

AK

a lelap. Aku terperanjat bangun lalu duduk di tengah ranjang,

ungkin ha

r. Jelas lemari pendinginku masih kosong. Jadi kuputuskan berbelan

eluar. Saat mengunci pintu, pintu apartemen di sebelahku terbuka, menampakk

u kaget melihatku. Kutampilkan seulas senyum untuk me

pagi," sa

i." Hanya itu yang dia katakan sebelum buru-buru mengunci pin

nggung. Memangnya aku salah apa? Apa aku ter

kan pikiran buruk tentang wan

bukakan pintu. Tapi baru beberapa langkah keluar, seseorang menghampiriku

pergi begitu. Aku pasti menyinggungmu," uj

takan apa tapi lalu memilih tersenyum.

i sini. Setelah urusanku selesai, aku b

lus. Sekarang aku yang merasa bersalah k

g menempati apartemen i

pindah p

g jelas semacam itu. Bahkan kupikir dia hendak mengatak

u Syafira. Panggil saja Fi

"Astrid. Dan tidak perlu terlalu formal padak

pat. Tidak muda lag

ih muda." Lalu dia menunduk menatap jam tangannya. "Aku harus pergi sekarang. Kan

hati-

?" tanya Astrid

uku." Aku bermaksud melucu. Tapi merasa bingung kare

an. "Dah, sampai jumpa lagi." Dia melam

lalu angkat bahu dan bergegas ke minimarket. Mendung kembali mengg

*

baru bagiku. Biasanya aku hanya sanggup menulis paling banyak tiga bab sehari. Ini membuatku kian

at!" seruku pada diri sendiri.

k membeli tiga novel terjemahan karya penulis favoritku

AK

itutup dan kusingkirkan ke samping. Dan yang membuatku tidak bisa memalingkan wajah adalah novel yang tadi kupikirkan kini sudah tergeletak di atas mej

Perlahan aku mendongak, membayangkan akan melihat sesuatu yang

h ke sekeliling ruangan. Tidak a

at tersembunyi. Benda apapun yang kupi

AK

aa

NTA

enangkup dâda, berharap bisa meredakan debar jantungku yang menggi

ruangan itu. "Hei, siapapun kau! Jangan harap bisa membuatku pergi dari sini dengan me

un berinteraksi dengan mereka kecuali saat ini. Tentu saja aku merasa sedikit ngeri saat buku tiba-tiba jatuh di hadapanku

sannya adalah anaknya. Jadi bagaimana ak

ah sepakat. Tapi saat aku hendak duduk kembali, mendadak l

ku

nya

a tangan terlipat di depan dâda. Tatapanku mengarah lurus pada dinding putih di atas tv layar

ntu di

elalu mengganggu siapapun yang data

kali tidak b

gi-lagi tidak ada apapun. Bahkan suara itu hanya seperti desisa

anku saat ini hantu itu berwajah tampan. Dan

AK

yang tadi dibanting dengan keras hingga tertu

nyebalkan seperti itu?" tanyak

k informasi darinya lalu membuat no

gi

n yang pekat menyelubungiku. Aku berdiri seraya me

l

h gelap. Aku mencobanya lagi, berkal

Seharusnya kau bilang baik-baik jika leb

i terdengar gila. Mungkin dua tahun kemudian o

u menuju kamar yang pintunya masih tertutup. Begit

bulan. Setelah itu aku akan pergi dan kau bisa tenang

ranjang. Aku jatuh telungkup dan ponselku te

AK

hingga tertutup. Saat aku hendak bangkit, s

kau tida

ang seolah dibawa angin te

lah...

seperti dicengkeram tangan yang kuat lalu

i. Dia sudah siap menghabisi sang istri dengan selingkuhannya tapi gagal dan malah si selingkuhan berhasil menikamkan pisau ke perutnya. Akhirnya di

kosong sejenis itu di kepala seseo

tawa geli. Ternyata hantu bisa kesal juga. "Kau yakin se

n ini sebelumnya selalu berakhir sek

ekku terdengar jelas di antara perj

lam ini juga. Kau berhasi

rawan dan hantu perjaka terjebak dalam apartemen ini. Awalnya saling membenci.

ang bisa kau pikirkan

menggeram marah. Lalu mendadak, sesuatu yang terasa menindihku

hah... h

ku tidak patah. Lalu perlahan aku bangkit, duduk di t

Dan tidak ada pergerakan apapun yang bisa menjadi petunjuk bahwa bukan hanya aku dalam ruangan itu. Tapi a

timu sebagai pemilik tempat ini dan kau juga harus meng

ni

rtinya kit

dak ada

Semuanya terlihat norm

h boleh menya

a tang

ap itu ja

nurunkan kaki, mendadak bayangan hitam berkelebat lalu men

ini saki

lai reda, aku menyadari ada benda panjang yang tampak berkilat di antara gelap. Benda itu melayang

sa

am dan mengarah ke wajahku. Jaraknya semaki

kengerian yang nyata di wajahnya. Namun bukan rasa sakit yang ia rasakan kemudian. Melainkan bibi

ang kau i

mbelai telingaku b

apanku masih terpaku pada mata pisau dan otakku mulai berkel

i suaranya terdengar lebih

membuat wajahku memerah malu. Setelah dipikir lagi, sebelumnya makh

asi ini, aku membayangkan se

an kita berdua s

Aku tidak pernah menjadikan diriku

u melihatmu-dan a

aca otakku, jadi aku yakin kau sudah tahu bahwa aku tidak memiliki niat buruk. Aku hanya ingin tinggal sel

suka ada orang di tempatku. Dan siapapun yan

eriku id

ran seorang wanita dalam apartemen ini membuatnya

engar menggeram lalu ter

a itu isi

uhku. Tapi lagi-lagi, aku masih tidak merasa takut. Hanya semakin berseman

nulis..." Aku kesulitan be

uatku pen

Rasa sakit di dâdaku berkembang menj

untuk dipraktekkan? Lebih menyenangkan dari

Kegelapan semakin mendekat, membuatku

-------

a Em

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka