icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Ghost

Bab 6 Kesepakatan

Jumlah Kata:1841    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

rlahan aku berbalik, membuat tatapanku terarah padanya yang ter

a di sini, kan?" tanyaku ragu. Aku t

dari sofa ini," janjiny

bertemu sekelompok wanita yang sepertinya hendak berbelanja dan berangkat b

a seorang wanita den

ya," k

yang langsung kusambut dengan ramah.

membuatku kebingungan untuk mengingat nama mereka

emudian. "Tapi kamu saat ini jadi pembicar

bingung. Memangnya ap

empati, tidak pernah bertahan lebih dari seminggu. Katanya di sana angker. Bahkan beberapa sampai masuk rumah saki

ri menjauh sambil menjerit ketakutan begitu tahu aku mala

en. Atau kamu punya semacam jimat penangkal hantu?" tanya ibu-ibu yang lain ya

kataku dengan kening be

artemen? Katanya kau bahkan bisa sampa

gedung apartemen ini dan semua orang memperhatik

dalah seseorang yang karyanya jadi best seller dan dikenal semua orang. Tapi aku—sudah sangat bersyukur ada pe

" puji seorang ibu deng

mbicaraan pada apartemenku. Tidak ingin mereka bertanya lebih jauh mengenai karyaku dan bera

ngerti mengapa aku tidak mendapat gangguan hantu seperti penghuni-penghuni apartemen sebelum

malam di tempat Dek Fira?" usulnya yang seke

bisa menahan

tir, Dek Fira. Kami yang menyiapkan makanann

ri membayangkan mereka masuk ke apartemenku. Meski saat ini aku dan si hantu sudah—hmm, apa yah? R

lupa

betul dia bukan sosok yang ramah. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dia laku

an. "Aku orang yang cenderung penyendiri. Jadi tid

ai saja, Dek. Bukan acara formal juga. Hanya makan-makan bersama tetangga. Kami memang sering melakukannya. Anggap saja

mm

lain pun ikut mengangguk setuju. Sepertinya rasa penasaran mereka pada apartemenku lebi

semoga rasa penasaran tidak membuat m

yang akan dituduh

mereka bertamu selama beberapa jam. Seharusnya dia tidak keberatan menunggu di dalam kamar yang suasananya remang s

ek

tak karena panggi

a kecil. "Nanti malam kami a

snya aku pura-pura tertekan saja agar tidak ada yang penasaran data

h

*

Entah mengapa tadi aku membawa pakaian lengkap ke kamar mandi alih-alih mengenakan

uk a

wajahnya. Semakin lama tubuhnya semakin solid hingga membuatku nyaris berpikir bahwa dia manusia sungguhan. Hanya saja di permukaan tubuhny

ya tiba-tiba bergeser turun hingga tak ada p

jawab pertanya

uga dia tidak tahu bahwa aku gelisah sejak pagi. Apa mungkin karena dia fokus

kau gelisah." Seperti biasa dia menanggapi

u dia menarik kakinya agar aku memiliki tempat. Aku duduk menghadapnya yang tengah bersandar di sala

taanku?" tanyaku buru-buru sebelum

t. "Katakan dulu

bisa langsung b

. "Kau piki

tangan di depan dada dengan sikap m

lu apa!" di

enyerah. "Beberapa tetangga k

ingga tampak memenuhi keseluruhan matanya. Bahkan di saat

k akan menyerah begitu saja. Apal

ku memelas. "Han

n mendorong bahuku agar menyingkir dari sofa kesayangannya. Sama sekali ti

"Pokoknya mereka akan tetap

e arah dinding lalu menempel di sana dengan kaki tidak menjejak lantai. Aku mengerang karena bukan hanya punggungku yang meny

kehadiran manusia

. Tidak ada sosoknya yang tertangkap indera penglihatanku. H

terlanjur bi

abut. "Kalau begitu temui mereka

tidak

pa ti

a heran... mengapa aku tidak mendapat gangguan hantu. Mereka mungkin sempat berpikir aku

ahwa tempat ini memang tidak berhantu? Dan

lain kali...

ki aku masih bisa tetap bernapas nor

izinkan. Jika mereka memaksa masuk, mereka semua a

emelas. "Aku hanya ingin mereka berhenti bertany

temanan. Kau juga tidak tahu kan bahwa dirimu menjad

n diri yang ternyata sia-sia. Aku tidak bisa menyentuhkan dan tubuhku seperti menempel

tap tidak boleh masuk. Kecuali

dia mengucapkan kalimat itu. Ta

jung—sebenarnya makan malam—hanya untuk malam ini, dengan semua lampu menyala dan jende

a terakhir yang kupikirkan.

uat harapan tumbuh di hatiku. Perlahan tubuhnya semakin soli

n mener

permintaan sementara kau

a tetangga berkunjung dan makan malam di sini. Menyalakan lampu, membuk

arat yang pertama tidak ada la

annya. Namanya juga syar

g jatuh terduduk ke lantai. Aku meringis seraya susah payah berusaha berdi

seraya meraba leher

rima kese

ku dengan wajah

ngan kepala bertumpu di salah satu lengan sofa

"Terima kasih," kat

an tenang sebelum waktu makan malam. Segera aku berbalik menuju kama

engatakan p

menghadap sofa lalu bertan

ajahnya perlahan turun, membua

u sekarang?" tan

angat tanpa rasa curi

h kulihat sebelumnya. Dan seketika aku merasa waswas hingga bulu kudukku m

. Seluruh dirimu. Baik h

--------

ya Emi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka