icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Ghost

Bab 7 Kunjungan Tetangga

Jumlah Kata:1745    |    Dirilis Pada: 08/07/2022

. Seluruh dirimu. Baik h

kan untuk tertawa. Saat akhirnya kubiarkan tawaku lepas, kuli

cu?" tanyanya de

sih dengan sisa tawa. "Darimana kau mempelajarinya? Jangan bilang dari Spongebob. Kar

epertinya dia tersinggung

ergerak tak nyaman dengan satu tangan mer

tuju, jangan sampai orang-orang

makan manusia?!" tany

ng-ka

elihat ada kilat geli d

u membuat

pembicaraan ini tidak akan beruj

any

ang kesepa

engan salah satu alis terangkat seraya menya

taku akhirnya. "Teman ti

a membalas ucapanku. "Mana ada teman sampai ciuma

kan fakta tak terbantahkan ke depan wajahku. Belum cukup sampai d

empatanmu memilih semakin

a? Siapa tahu aku bisa membujuk men

. Aku tidak bisa membuat kesepakatan dengan orang yang tidak bisa memegang uca

a dia bisa me

ngkat bah

nta hal itu pada seorang

tu kita aka

"Bagaimana car

ak t

sti akan gila be

a. Tapi kalau kau bersikeras membiarkan orang-orang itu masuk ke dalam apartemen ini, maka kau harus menyetujui permintaanku," tegasnya. "Kalau kau menginginkan sesuatu, Fira, kau har

dalam dadaku yang menjadi satu dengan rasa malu. Aku merasa ucapannya benar. Tapi di sisi la

na. Tapi bagiku kau sedang berusaha mem

ngga membuatku terpaksa mundur dan mendongak menatapnya namu

us memahami arti peribahasa 'di mana bumi

da mata hitamnya. Lalu kepalanya bergerak semak

au tidak?"

nyaannya tak terjawab. Hingga akhirnya kep

akkan tubuh, memutus kedekatan kami se

menjabatnya dengan enggan. Otakku masih berputar dengan berbagai ma

ak lalu aku tertarik ke arahnya hingga berakhir dalam pelukannya. Belum cukup s

uatku bisa merasakan gerak bibirnya. "Aku tidak akan memaksamu melakukan sesuatu

a khawatir dari pikiranku akan masa depan denga

*

embukanya, tampak ragu-ragu untuk masuk. Beruntung aku sudah menyalakan semua lampu dan membuka

an senyum merekah. "Oh,

ranjang itu di meja depan sofa yang biasa si hantu tempati dan begitu mengangkat kepala dari meja, aku tersenta

i yang kuminta tadi. Saat dia mendongak mem

ada ap

rbalik menghadap ibu-ibu yang berjalan bergerombol ke dalam rumah. Mereka tamp

memutar otak mencari alasan. "Tadi aku kaget karena merasa seperti melihat se

ir aku s

memusatkan perhatian pada tamu-tamuku yang ternyata berjuml

dia berinisiatif meletakkan barang bawa

g perlu dima

t seorang Ibu dengan rambut ikal yang di

g makan apa masih ada

ereka pecah. Padahal aku tidak merasa pertanyaanku lucu hingga aku

asih ada susunan acaranya,"

i hantu yang ternyata masih duduk nyaman di sana terbelalak hingga terpaksa buru-b

o makan. Tidak ada apapun di sini

empat. Tapi sayang sofaku tidak bisa menampung mer

kursi tambahan," katak

k apa-apa. Kami sudah biasa makan bersama dan duduk lesehan. Apartemen kami sama s

a duduk di lantai samping Vivi. "Kukira gedung ap

adalah apartemen kelas menengah. Lalu dari lantai di atas kita, apartemen mew

Dewi sambil membuka pe

iya

k gedung apartemen ini," si I

lasan mereka. "Kupikir gedung aparteme

"Bu Dewi, mungkin kapan-kapan kita bisa mak

Sudah lama kita tidak b

ki terkadang kuperhatikan sesekali mereka masih melirik kanan

ng di sisi ruangan, memilih berdiri diam

menyalakan tv. Dia melewati tempat sempit di mana si h

ri bahwa mereka tidak bisa melihat keberadaan si hantu. Namun Dewi

apa?" tanya Ib

berhadapan dengan si hantu yang terlihat s

k aneh saat melewati bagian sini."

ng lain mulai bergeser merapatka

hawa dingin dari kulkas saat

hal makan malam belum mereka makan, tapi dari bahasa tubuh me

ni padahal aku juga bisa melihat sorot khawatir di matanya

osisi AC setinggi itu, bagian bawahnya tidak a

asaan Bu Dewi karena sedang takut. Kalian kan memang

terima. Mereka mengangguk setuju sementa

ak dia melotot padaku dengan sikap keras kepala. Tapi akhirnya mengalah lalu men

la, mendadak lampu mati. Seketika keenam ibu itu berteria

aaa

ku yang berdiri bingung di tengah ru

ka ke

rbalik. Meski dalam suasana gelap gulita, aku masih bisa

a? Kita sudah s

ulakukan?" Sekarang d

amkan

trik. Tanya saja pada mer

m yang normal? Maksudku—padam yang b

ikut campur?" t

ari alasan untuk membatalkan kesepakatan, kuperingatka

ra dia berbohong atau tidak. Kemudian aku berseru keras, m

g, tidak ad

---------

ya Emi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka