icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ending Scene: Wanita Terakhir di Hati Presdir

Bab 10 Tunggu Sebentar Lagi!

Jumlah Kata:1084    |    Dirilis Pada: 07/07/2022

*

in membuat wanita paruh baya itu khawatir. Kirei tahu kalau selama ini mungkin Ryo kesepian karena dia, Cleo, dan Indah tidak pernah mengunjun

Ryo dengan sua

ak mau membebani pikiran Ryo. Kirei memeluk hangat papanya. “Papa, maafkan aku kar

sehat, dan juga tetap menjalani hidup kamu. Maafkan Papa ya telah merusak

ggak merusak rencana apapun. Aku nggak sabar menantikan Papa bebas, dan nanti

bisa menjanjikan, Sayang. Papa sangat sulit untuk bisa bebas dari penjara karena tidak ada bukti yang kuat kalau Papa dijebak. Mereka mempunyai kekuasaan, dan Papa saat i

a yang menjebak Papa pasti akan merasakan pembalasannya. Papa harus yakin! Aku akan berjuang u

nji, dan titip mama, dan kakakmu. Jaga mereka, dan katakan pada mereka kalau Papa sayang sama merek

rus percaya kalau kita pasti bisa berkumpul kembali, dan jika kita sudah utuh, kita tinggalkan saja negara ini, kita menetap

us bertemu dengan manusia-manusia munafik,” balas Ryo. “Mama dan kakakmu pasti malu sampai merek

kak. Kakak saat ini sedang sa

a bisa dirawat?” Ryo terkejut,

ok juga sudah pulang. Nanti kalau kakak sudah puli

rei

apa? Mau aku be

apa,” balas Ryo. “Kirei, kamu ma

cara sepihak oleh Indah. Kirei juga tidak mau memberitahukan Ryo kalau saat i

ih bekerja di perus

dia adalah teman Papa yang Papa percayai, dia bisa mem

usahaan? Dia

ksi kunci masalah hukum Papa. Papa tidak mau dia terlibat karena dia adalah orang yan

kami! Papa pasti kembali dalam pelukan kami. Papa tunggu saja! Aku lah yang akan berjuang,

asalah ini adalah pertama, dan terakhi

ana papanya bisa tidur di dalam sel penjara yang dingin. “Papa tidak pernah membuat kami kecewa, kami bahagia karena pa

yangkan bagaimana masa depannya nanti. Kirei

*

erjaan. Uang yang tersisa hanya cukup untuk satu minggu ke depan. Lalu bagaimana dia bisa melanjutk

a lelah, dan ingi memejamkam kedua matanya. Berhar

ana? Tidak ada yang mau memban

irei Na

ang berdiri di depannya adalah pria muda yang berpostur tinggi, tatapannya tajam,

ng ingin bicara d

” tanya Kirei meng

saya. Nanti Nona past

ggelengkan kepalanya. “Maaf. Saya tidak bisa menemui

ngan Nona bisa membantu mas

mu saya siapa? Mungkin kalian salah orang! Pergi

i kakak Nona, dan juga butuh rumah untuk Nona tempati, dan yang paling penting adalah Nona ingin merebut per

hu masalah yang dihadapinya secara detail. “Ka

a ingin bertemu, dan bicara dengan Nona

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Hari Pernikahan yang Hancur2 Bab 2 Kamu Hanya Pernah jadi Mimpi Indah3 Bab 3 Patah4 Bab 4 Duka Dibalut Luka5 Bab 5 Hati yang Berubah6 Bab 6 Duka yang Berkepanjangan7 Bab 7 Memeluk Luka8 Bab 8 Kebencian yang Menyala9 Bab 9 Badai Pasti Berlalu10 Bab 10 Tunggu Sebentar Lagi!11 Bab 11 Tawaran Pernikahan Kontrak12 Bab 12 Kebencian yang Mengakar13 Bab 13 Memulai Perjanjian14 Bab 14 Pelukan yang Hangat15 Bab 15 Dua orang yang Dicampakkan16 Bab 16 Separuh Nyawaku Pergi17 Bab 17 Kehilangan adalah Hati yang Paling Patah18 Bab 18 Pertama Kali Bersama19 Bab 19 Detak yang Berdebar20 Bab 20 First Scene21 Bab 21 Kisah di Masa Lalu22 Bab 22 Mengendalikan Takdir23 Bab 23 Luka yang Menghujam Jantung Bahagia24 Bab 24 Menjadi Nomor Satu25 Bab 25 Malaikat Penjaga26 Bab 26 Menjalankan Sebuah Peran27 Bab 27 Musim Semi di Kota Paris28 Bab 28 Mimpi yang Terbunuh29 Bab 29 Kita adalah Dua Orang Asing Saat Bersama30 Bab 30 Tempat Luka yang Paling Patah31 Bab 31 Aku Tidak Datang Terlambat 32 Bab 32 Purnama Rebah di Wajahmu33 Bab 33 Terkurung dalam Rasa Sesal34 Bab 34 Mantra Ketenangan35 Bab 35 Musim Patah Hati36 Bab 36 Mata yang Menyejukan dan Langkah yang Akan Diikuti37 Bab 37 Aku adalah Perisai untuknya38 Bab 38 Patah Hati yang Berumur Panjang39 Bab 39 Mendung di Hati40 Bab 40 Gaun Merah, dan Sepasang Sepatu41 Bab 41 Sakura Bersemi di Wajahmu42 Bab 42 Seperti Gravitasi43 Bab 43 Terjerat dalam Lingkaran Luka44 Bab 44 Menulis Janji45 Bab 45 Menatap Rembulan46 Bab 46 Kenangan Dibalut Air mata47 Bab 47 Rapuh48 Bab 48 Mengetuk Pintu Masa Lalu49 Bab 49 Time Machine50 Bab 50 Penjara Masa Lalu51 Bab 51 Melupakan Luka, Melupakan Kehilangan52 Bab 52 Sayap-sayap Patah53 Bab 53 Mutiara yang Terpendam54 Bab 54 Di Ruang Hati55 Bab 55 Menjalankan Sebuah Peran56 Bab 56 Cemburu dengan Kenangan57 Bab 57 Perasaan yang Belum Selesai58 Bab 58 Mimpi Kelam dan Hati yang Luka59 Bab 59 Pria di Masa Depan60 Bab 60 Terpikat dan Terikat61 Bab 61 Jangan Biarkan Matahari itu Tenggelam Lagi62 Bab 62 Menyembunyikan Kenangan63 Bab 63 Bukan Kisah Cinderella64 Bab 64 Merancang Takdir65 Bab 65 Penyembuh Luka66 Bab 66 Partner with Benefits67 Bab 67 Menebak Hari Esok68 Bab 68 Bidadari Tak Bersayap69 Bab 69 Dua Orang Asing yang Tak Mungkin Bersama70 Bab 70 Strawberry dan Kenangan71 Bab 71 Rumah Bahagia itu Akan Padam72 Bab 72 Cinta Sepihak73 Bab 73 Pemeran Utama74 Bab 74 Sampai Habis Waktu75 Bab 75 Cinta yang Menumbuhkan Bunga Luka76 Bab 76 Meninggalkan Jejak Ingatan Indah di Hatimu77 Bab 77 Takkan Kubiarkan Sayapku Patah Lagi78 Bab 78 Sangkar Keraguan yang Membelenggu79 Bab 79 Rindu Bekerja di Hati tanpa Jeda80 Bab 80 Cinta adalah Pembunuh yang Kejam81 Bab 81 Aku adalah Napasmu82 Bab 82 Sang Pemilik Rindu83 Bab 83 Selamat Pulang, Matahariku84 Bab 84 Aku Bukan Tempat Singgah, kan 85 Bab 85 Rembulan di Siang Hari86 Bab 86 Empat Musim Bersamamu87 Bab 87 Bidadari dalam Pelukan88 Bab 88 Kamu Hanya Singgah, Bukan Menetap89 Bab 89 Mendekapmu dalam Pelukan90 Bab 90 Cemburu yang Menghilangkan Akal Sehat91 Bab 91 Mimpi Indah92 Bab 92 Cinta tanpa Rencana93 Bab 93 Simpul Takdir yang Indah94 Bab 94 Karena Kamu Rumah95 Bab 95 Semua Tentangmu adalah Candu96 Bab 96 Luka Ini Membawaku pada Pelukanmu97 Bab 97 Nyawa Kedua98 Bab 98 Sepasang Matamu adalah Surga99 Bab 99 Bahagia yang Terlepas dari Genggaman100 Bab 100 Sayap Pelindung