Ending Scene: Wanita Terakhir di Hati Presdir
*
kaki dan tangannya karena terjatuh dari lantai tiga. Kirei menghela napas pendek mendengar biaya yang harus dia bayar
Saudara kita tidak mau ada yang bantu lagi, mereka menutup mata
n pada mereka yang kacang lupa akan kulitnya! Mereka itu hanya penjil
ei. Kita tidak punya apa-apa lagi. Perhiasan yang Mama jual juga tidak
ang dan membayar lunas biaya pengobatan kakak. Mama j
ngan nominal yang besar, apa kita bisa m
nggu untuk kita melunasinya! Masih ada waktu dan aku pasti bis
ingin membuat kamu dalam bahaya. Mama tidak mau kehilangan kalian
baik-baik saja. Doakan aku, Ma. Saat ini aku hanya butuh doa Mama. Doa seor
di setiap hembusan napas, Mama se
minta bantuan pada temanku. Aku akan meminta bantuannya darinya karena aku yakin hanya dia
u yang mau
an bertemu dengannya, aku akan meminta
k! Selalu kabari
baik untuk Mama," balas Kirei deng
h berwarna. Kita pasti bisa bahagia lagi, aku akan
*
ku senang karena kamu sudah kembali k
a. Aku ingat sama kamu, dan memang ingin bicara s
ahu harus cerita pada siapa karena mendadak banyak yang pergi meninggalkanku dan keluargaku. Mereka
melakukan penipuan dan investas
a menguasai Mitzui, dan saat ini papa harus mendekam di penjara
ikahanmu d
yang akan dimulai, mereka sengaja mencari momen itu untuk mempermalukanku dan juga keluargaku. Bahkan saat i
g mengatakan kalau Sky akan
, aku tidak akan pernah mau peduli. Saat ini aku hanya sedang berjuag untuk membe
napa koma? S
e rumah Sky hanya untuk memohon pada mereka agar pernikahanku tidak batal. Nyat
ri lantai tiga, kamu harusnya mel
nunggu waktu yang tepat, Bi. Aku saat ini seda
apa yang akan
ini aku sudah tidak punya pekerjaan lagi, mereka dengan teganya menge
i perusahaan kare
mereka memang iblis! M
meneguk kopi latte-nya. "Kamu
girim CV kemarin, jadi perlu menunggu," jawab Kirei. "Binar, aku boleh meminta bantuan p
tuan
meminjamkan
g? U
embebaskan papaku dari penjara," jawab Kirei. "Aku janji kalau semuanya sudah normal
kali ini aku tidak bisa membantu kamu karena a
lau Binar juga pasti punya banyak keperluan. "Oke, Bi. Aku ti
ngaja ingin bicara sama kamu hari ini
masala
ta tidak usah bertemu da
nap
, kamu juga tahu kalau papiku saat ini sedang mencalonkan diri jadi anggota legislatif, jika aku dan kamu sering bertemu,
waktu untukku, aku pergi duluan, ya!" ucap Kirei. Sebelum dia beranjak pergi ada notif pesan masuk ke ponselnya. Dia terkejut membaca pe
masih saja a
*