Ending Scene: Wanita Terakhir di Hati Presdir
*
a bantu papa untuk
epalanya. "Maaf, Kirei. Saya tidak bisa membantu lagi,
nya lagi. Pria itu seolah lepas tangan dan tidak mau tahu lagi dengan urusan papanya. Padahal dulu bisa dibi
a berbeda kali ini. saya tidak mau mengorbankan karier saya hanya karena membel
k papa saya agar perusahaan jatuh ke orang lain. Papa saya bu
aya yakin tidak ada pengacara yang mau membantu Tuan Nakomoto meski dib
y benar-benar
ada klien yang ingin bertemu, saya doakan semoga Tuan Nakomoto bisa menerima dengan lapang a
ncampakan keluarganya. "Kalian sama saja! Bajingan," lirihnya tanpa sadar. Kirei mengatur napasnya agar bisa menormalkan hatinya, dia tidak boleh larut dalam kesedihan, dia tidak ingin pasrah dengan keadaan karena hanya dirinya lah satu-satunya harapan untuk keluarganya. Kirei ingin mengembalikan semuanya, dia ingin papa
ya. Kirei langsung masuk ke toilet, dia langsung menangis. Tak berselang lama samar-samar ada suara seseorang yang sangat familiar. Kirei langsung men
*
k Hary membantunya ya reputasi Bapak sebagai lawyer top akan dinilai buruk oleh masyarakat," ucap Andien diujung telepon. "Pak Hary, saya begini bukan karena Sky dulu sama Kirei ya! Saya hany
ya anaknya Pak Me
ng pemilik MIT TV. Luna dan Kirei beda kelas, dan yang lebi
ik heboh, dan juga perusahaan Ibu akan menjadi lebih kuat
dan saya tadi lihat kalau Kirei duduk melamun dengan raut wajah yang kalut. Saya s
ang bisa membantu Ibu da
ndien langsung membuka pintu toilet
encakan oleh Andien. Kirei menepuk-nepuk dadanya yang sangat sakit. Dulu Andien sudah dia anggap seperti ibu kandungnya, bahkan biaya pergi ke Paris saat itu di
akan membuktikan bahwa karma akan berbalik menuju kalian, aku tidak akan membiarkan kalian menari
*
a Andien sudah mendapatkan banyak dukungan agar Sky
ika belum menikah dan mempunya
ucapannya, kali ini dia bingung menj
kamu katakan! Jangan merasa sungk
ti apa yang nanti akan dia katakan membuat
ci dengan orang yang ber
dukungan penuh dari MIT Group, dan keduanya akan bek
Pak Hutama
putri mereka akan menikah dengannya," balas Thomas, volume suaranya merendah
ia menghela napas panjang. "Lun
, dan pertemuan minggu depan akan membahas ten
enyetuj
malam Nona Luna dan Tuan Sky sudah mengadaka
empunyai anak laki-laki untuk jadi presdir, sedangkan aku hanya butuh menikah saja. Jadi, posisi itu memang ditakdirkan untukku!" tambahnya dengan suara berat. "Thomas, aku i
k, T
k pagi, jangan biarkan siapapun
atap sejenak tuannya yang masih mengenakan kacamata hitamnya itu. Hatinya perih karena kemalangan terus saja dirasakan
an napasnya dalam-dalam. Kenangan bersama cinta pertamanya itu langsu
*