Into Your Arms
sakitin diri kamu hanya karena aku, Varo. Aku bisa jaga diri
ari duduknya masuk ke dalam. Berniat mengambil kotak
tanya Luna pada gadis y
nnya ke arah dapur. Dia menyerahkan kota
n kepala. "Akan aku coba. Sepertin
guk. "Semoga
ping Alvaro yang masih setia dalam posisinya. Luna menyiapkan kotak obat di sam
Alvaro
lipis, dahi, sudut bibir, hidung, bahkan sampai pipiny
di wajah Alvaro. Namun, tidak sedikit pun Alvaro meringis, lelaki itu malah asik men
nya kering dengan sendirinya. Sekarang, wajah Alvaro membaik karena sudah tidak ada bekas darah kering. Meski masih ben
gi lukanya?
ung tangannya. "Kamu belum mau ngomong sama ak
masih
ten membersihkan luka di tangan Alvaro, melakuk
ngan gini
an dalam, tidak sedikitp
kamu
kemudian lelaki itu mengangkat Luna hingga duduk di atas pangkuan lelaki itu, membaw
*
a hari ini. Tubuhnya diambil alih oleh kepalanya
e sembarang arah yang mengantarkannya kembali ke markas. Kebetu
amun begitu para preman itu mampir ke markasnya untuk bersila
inya bisa hilang ketika Alvaro
ersama preman yang sebenarnya adalah temannya juga. Alvaro memilih menja
asakan sakit seperti yang Luna rasakan kemarin. Disaat d
rokok dan menghisapnya dalam. Rasanya sangat menyenangkan menghirup asa
lvaro tidak mau. Dia hanya mau diobati oleh Luna. Hanya is
Alvaro gores ketika meninggalkannya sendiri. Sial, ketika mengingat kejadian kemarin, rasanya Alva
baran di kakinya, Alvaro tidak akan berhen
ggil namanya, jantung Alvaro berdegub kencang. Ap
era dibuang putung rokok itu meski tidak tahu
aranya Luna
kamu
benar ada di sampingnya sekara
sakitin diri kamu hanya karena aku, Varo. Aku bisa jaga diri
aki tidak berperasaan seperti sekarang. Alvaro juga ingin Luna mengerti, jika yang Alvaro mau itu Luna selalu bergantung kepadanya, meminta apapun kepadanya, merasa jika dia membutuh
yang Alvar
tu hanya mampu te
ali membawa kotak obat ditangannya, menarik tubuhnya dan mengobati Alvaro dengan telaten. Wajahnya yang terlihat lelah namun
ngan gini
n Luna, sejak gadis itu bukan siapa-siapanya seperti
pangkuan Alvaro, membawanya ke dalam pelukan hangat. Wajahnya bersanda
," ucap Al
ak salah, aku yang salah," u
inta sesuatu
tanda ing
rgantung sama aku. Hilangkan sikap dewasamu ketika bersamaku,
ngan dan pertanggungjawaban kepadaku. Aku tidak mau. Aku ingin sebaliknya mes
, terlalu terkejut denga
mengurusmu ketika sakit. Aku minta maaf karena ketika kau me
tahu, sangat tahu jika sifat tegar Luna berasal dari didikan orang tuanya.
u ta
marinya. Sejak kecil, Alvaro jarang sekali melihat Luna
kepadaku. Bahkan disaat ayah yang seharusnya be
*