Into Your Arms
ekerja. Berbarengan dengan pemaksaan terhadap A
. Karena Luna benar-benar mengancam untuk menjual
a mahasiswa saat Luna lewat di loron
h ke mana setelah Luna memarkirkan mobilnya di parkiran do
ikir berulang kali untuk menginga
eman dosen Luna. Rafael namanya, seorang dosen Sosiolog
oleh Rafael. Dosen muda tampan yang juga mapan. Banyak orang beranggapan jika Rafael bekerja han
nnya, seperti mengajaknya makan siang, diantar pulang, berangkat be
n rasa ketertarikannya, namun Luna sang
i. Berita itu sempat viral juga di kalangan kampus. Banyak yang kagum akan Alvaro karen
di kalangan kamp
," sapa Luna balik. Dia
il nama saja bukan? Sekali lagi, saya ucapkan selamat
tang ke pernik
angan Rafael, tahu-tahu tangannya s
' saya. Mari Pak." Ucap Alvaro yang tiba-tiba sudah berada di sampin
gin lelaki itu sa
ong aja!" decak Luna saat Alvaro b
ah deh punya istri cantik begini. Baru diti
k, mungkin dia akan geli
sudah menunjukan jam kerjanya, sudah seha
o mudah. Lelaki itu maju hi
in dia? Sedangkan di sini, aku bekerja
suka diatur
semapan dia, tapi aku tetap suami kamu," tatapan Alvaro sungguh-sungguh. Te
dak mengerti dengan
rekan kerja, aku tidak bisa tib
gin menang. Pendapatnya adalah
erin gue. Itu salah, karena bagaimanapun gue ini kepala
anya, dan Alvaro benci melih
. Dia sampai memundurkan t
rah, namun baru pertama kali
bal
lihat punggung tegap itu berjalan dengan langkah cepatn
o sungguh-su
lekaki itu pasti selalu mengadu kepadanya. Alvaro akan selalu seperti itu. Men
Luna sedikit hapal den
kepadanya, kira-kira kema
*
lvaro benar-benar belum me
re. Pelajaran terakhir juga berada di dalam kelas Alvar
aro benar-benar
sebelas malam, Luna khawatir ji
lakukan hal membahayakan jika sedang marah, Luna takut sekali jika satu lecet d
, ke mana Alvaro
Atau ditempat tongkrongan? A
ang hampir berasap. Bel rumah berbunyi
ar
ka melihat seorang yang datang. Buk
dari apa pun y
rumah?" tanya ayah ketika dia
da apa malam-malam ke ma
memincing.
alih ke ibunya. Me
t Luna pelan dan gemetar. Kepala
narik rambutnya ke bawah, sehingga kepala Luna mendongak menatapnya. "Menjag
af ayah, Luna nggak tahu ke mana Alvaro. D
ar, kemudian bergerak duduk di ata
k menyiapkan teh hangat untuk ayah dan ibunya. Perlahan,
akan terlepas dari perlakuan kasar ayahnya. Maka Luna tida
menolong Luna, meski
ini. Luna tidak ingin ada ya
Sekarang Luna juga haru
hnya datang, dia tetap membawa nampan be
an, ibu
atu menit Luna meletakkan gelas itu di atas meja, tah
Luna ha
lvaro pulang? Luna
ak suka manis, kena
ersihkan pecahan beling yang banyak menggores
h berapa kali menetes, namun Luna harus kembali
kan segelas baru teh itu ke hadapan ayah. Kemudian kembali
dak sadar akan suara deru motor yang terparkir
ro d
gan mata memerah
un
*