Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)
Abah?" tanya gadis itu deng
aksud kamu bertanya se
ng terus mengucur deras. Ia me
e mana sampai tidak tahu kalau Aisyah sudah lulus. Apa
aan putri pertamanya itu. Aisyah Azzahra, bu
ini, tak pernah tahu ia seputar sekolahnya, pendidikannya, hingga biaya hidupnya. Ia sama sekali tidak mena
arah. Aisyah takut ditinggal Simbok. Sangat takut. Nanti Aisyah ma
Aisyah begitu lugu, memendam rindu dan derita. Ketika menunduk
ka. Hanya saja, Aisyah datang ke sini untuk berbicara dengan Abah. Aisyah punya mimpi, punya cita-cita. Aisyah ingin seperti anak lainnya, Abah. Tapi, Aisyah tida
ofa semakin diam seribu bahasa. Ia sama sekali tidak bisa berkat
ofa kemudian. Setela
atanya yang memang sudah basah itu semakin gencar menangis. Tangis kerinduan. Tangis harapan. Pemandan
alkan tangan geram. Ia merasa gerah melihat tingkah Mustofa yang mulai melunak.
tu terkejut melihat
angsung mengambil posisi
an bicarakan?" tanya Kar
k buatkan teh untuk Aisyah?" tany
sahut Kar
syah. Namun, apa yang sudah Aisyah sampaikan barusan sepertinya mulai membuka mata Mustofa jika Aisyah
kesalahpahaman antara Karmila dan Mustofa. Ia pun mengambil lembaran kertas
but dengan kasar kemudian m
tanya Karmila ta
san Aisyah," tera
a. Selamat." Karmila mengucapkan selamat, tapi
m sementara Mustofa memper
, berharap istri keduanya itu bisa m
hut Karmi
lihatnya," bujuk Mustofa sembari mengedipkan mata agar
dengan saksama. Aisyah tak berani melihatnya, ia menunduk takut sebab rencana u
anjutkan sekolah di mana?
up, teramat cemas tatkala melihat sorot mata bengis Karm
gumuk R
uk. "Iya, di De
i mana tentang
an formulir ini," tunjuk Aisyah seraya memberikan selembar ker
swa memegang piala yang berada di depan bangunan dengan berlatar jendela.
gi dengan perawakan bersih juga turut berada di selebaran tersebut. Kiai Ahmad Baharuddin, Sag. Mustofa m
an kalau kamu lulus dan mau melanjutkan ke Mts. Sepe
k. "Benar Ummi,"
ya, Syah?" timpal Mustofa mencob
menga
a akan ada biaya-biaya lainnya. Memangnya tidak pe
Aisyah keceplosan dan seketika
u meminta uang untuk semua itu?" tan
mun, sejauh ini dirinya sudah berusaha untuk mendapatkan pe
Ummi. Simbok dan Simbah sudah begitu sepuh. Beliau sudah sakit-sakitan
pa
tanpa kehadiran Aisyah. Lalu sekarang? Ketika muncul anak lain yang mau mengambil posisi anak
u, Kak?" tanya Ka
am sejenak
gi mau masuk SD, l
h ada yang mengatur. Bukank
rti itukah? Lalu, hutang-hutangmu kepada Emak? Hutang-hutangmu di bank, bagaimana? Kita
bentak
sanggah
ra, ya. Seperti kataku barusan, Aisy
Ahmad dan Silvi ju
a dengan berbic
Kamu laki-laki seha
us kemudian beranjak
gat Mustofa merai
Mustofa. Ia pun melangkah cepat meninggalkan ruang tamu
ung. Antara Aisyah dan Karmila