icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)

Bab 4 Ketulusan Hati

Jumlah Kata:1297    |    Dirilis Pada: 07/07/2022

pun mengunyah dengan lahap. Aisyah tersenyum, meski nyeri di ulu hatinya begitu ter

Aisyah seraya menyuguhk

minuman tersebu

ah," pujinya

lu, tapi ada yang m

panggi

awab Sim

Sekarang kita potong

meraba-raba kepalanya, memegang rambu

-gatal, gimana ... gitu! Kalau memang mau dicu

ing dulu, ya?" putus Aisyah

mpat mengontrol anggota tu

Sekalian Aisyah mau ambil guntingan kuku, ya? Nanti ki

"Aku mau salat zuhur jik

gunting serta potongan kuku yang me

tengah tertidur pulas. Aisyah sangat bersyukur batuknya Simbok

ah Kakung dengan gunting dan potonga

hi segala instruksi sang cucu. A

ajak Aisyah penuh semangat ser

kursi kayu yang memang sering digunakan untuk berjemur. Simba

miliki keahlian untuk itu, tangannya cukup lihai memegang ruas demi ruas rambut.

egitu gembira. "Mbah Kakung sudah rap

n, ia pun teringat dengan hal

anya Ridwan

idatnya. "Iya. H

itu. Begitu kesulitan Aisyah memotong. Pemotong kuku saja tidak cukup untuk menyelesaika

sa potongan rambut dengan tangan, ia pun memulai

u?" tanya Ridwan yang memb

entang sekolah dan ternyata hal it

nya. Tangannya meraba-raba mencari keberadaan sang cucu. Aisyah l

. Aisyah akan di sini saja untuk memb

berlawanan dengan keinginannya seb

malah sep

usan kembali diingatnya. Penyakit Simbok dan juga s

au bercerita pada Mbah Kakungmu ini

a berlinang deras. Tidak ada suara

Mbah?" ucap gadis kec

pa jadi mi

emakin t

ayah bagi Aisyah. Mbah membesarkan Aisyah tanpa mengeluh sedikit pun. Padahal, A

Tadi aku sama kamu tidak boleh mengingat yang begituan

kut," sahu

ya takut

ketika Aisyah pert

mengantar cucuku yang satu ini ke sekolah. Bahkan, kalau ada rapat dan

i itu karena Abah Aisyah yang t

an saliva. Meski tidak bisa melihat, seraut wajah kecil sang cucu y

Ridwan dengan ha

kek. Ridwan membalas pelukan itu dan membiarkan cucu kes

terbaik," ucap Ais

tanya Ridwan pe

sekolah gratis, Mbah," ucap Aisyah dengan

Bagu

justru sangat baik. Aisyah

ka Aisyah melan

akhirat pun kita membutuhkan ilmu. Bahkan, dulu masih belum ada sekolah yang namanya SD, masih SR, Mbah sudah sekolah. Mbah termasuk da

rajin?" tanya Aisy

. "Bukan hanya rajin, ummimu itu juga sa

sap air mata harunya. Ia mencoba membayangkan seperti apa

ari Simbah atau Simbok. Kadang, mendengarnya dari mulut ke mulut orang-oran

inah begitu rajin dan pandai, ia pun juga sangat ingin meniru jejaknya beliau. Namun, lagi-lagi Aisyah memikirkan

ngkan kakak sepupunya Rosi dan Jamal mengendarai sepeda ontel. Mau bonceng ke mereka pun sangat t

kembali

mu pikirkan, Nduk," ucap Ridw

r. Jika untuk urusan kebaikan, jangan pernah lagi takut. Gusti Allah sama sek

i, M

saja segalanya s

akan luput dari campur tangan Tuhan. Ia

a Mbah dan Simbok sama siapa?" ragu Ai

ima atau Nisa yang bisa merawat kami. Perkara biaya pun, kamu tidak uzah khawatirkan itu. Insyaall

idak ada keraguan di dalamnya. Demi Aisyah, pasangan suami istri yang sudah lansia itu rela m

nar-benar menjadi pembanding antara sikapnya da

da

pernah meragu lagi. Akan tetapi, kalau yang berbicara itu adalah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana 2 Bab 2 Ketakutan yang Teramat Sangat3 Bab 3 Rindu yang Membelenggu4 Bab 4 Ketulusan Hati5 Bab 5 Di Ambang Dilema6 Bab 6 Mencoba Bertemu7 Bab 7 Perlakuan yang Berbeda8 Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban9 Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit10 Bab 10 Sindiran yang Menyakitkan11 Bab 11 Aisyah Azzahra12 Bab 12 Foto Usang di Sepanjang Kenangan13 Bab 13 Kehangatan Keluarga14 Bab 14 Dua Sisi Dua Kubu15 Bab 15 Kejadian yang Hampir Mengancam Nyawa16 Bab 16 Kondisi yang Menghawatirkan17 Bab 17 Biang Mala Petaka18 Bab 18 Ada Benci Ada Peduli19 Bab 19 Tamu yang Ditunggu-Tunggu20 Bab 20 Suara Hati Simbah21 Bab 21 Keputusan Seorang Abah22 Bab 22 Bernostalgia dengan Masa Lalu23 Bab 23 Risiko Dari Mengambil Keputusan24 Bab 24 Perdebatan Sengit25 Bab 25 Ada Benci Ada Sayang26 Bab 26 Apa Maksudnya 27 Bab 27 Hal yang Tidak Biasa28 Bab 28 Jangan Seperti Itu29 Bab 29 Tak Kuasa Melepas30 Bab 30 Kembali Pulang31 Bab 31 Hal yang Paling Ditakutkan32 Bab 32 Semangat, Aisyah!33 Bab 33 Tawa Ejekan34 Bab 34 Hari Pertama35 Bab 35 Larangan Berjualan36 Bab 36 Anak dan Menantu Durhaka37 Bab 37 Ide Licik si Tamak38 Bab 38 Lidah Manis Hasutan Dendam39 Bab 39 Dewasa Sebelum Waktunya40 Bab 40 Dilarikan ke Rumah Sakit41 Bab 41 Tetap Tenangkan Dia42 Bab 42 Hanya Berjanji, Sulit Ditepati43 Bab 43 Surat Cinta Ummi44 Bab 44 Jangan Tinggalkan Aisyah, Mbok!45 Bab 45 Pesan Mbah Kakung46 Bab 46 Kehilangan Keduanya47 Bab 47 Rumah untuk Pulang48 Bab 48 Jatah untuk Aisyah49 Bab 49 Aksi Nekat Demi Tidak Terlambat50 Bab 50 Maukah Kau Jadi Temanku 51 Bab 51 Perlakuan yang Berbeda52 Bab 52 Diskriminasi Itu Menyakitkan53 Bab 53 Fakta Apa Lagi Ini 54 Bab 54 Benar-benar Jahat55 Bab 55 Kejadian Janggal56 Bab 56 Mimpi Buruk57 Bab 57 Antara Sadar dan Tak Sadar58 Bab 58 Kekasih Simpanan59 Bab 59 Misteri yang Disembunyikan60 Bab 60 Ancaman Ekonomi61 Bab 61 Pengaruh Jahat62 Bab 62 Mau Menjual Tanah63 Bab 63 Semakin Ngelunjak64 Bab 64 Dalam Pengaruh Sihir65 Bab 65 Awal yang Baru66 Bab 66 Nasihat Kebaikan67 Bab 67 Apa Cita-citamu 68 Bab 68 Masa Remaja Memang Penuh Warna69 Bab 69 Hadiah untuk Aisyah dan Ahmad70 Bab 70 Asrama71 Bab 71 Ungkapan Hati72 Bab 72 Pertemuan Kembali73 Bab 73 Kehangatan Keluarga74 Bab 74 Luka Itu Masih Ada75 Bab 75 Bertemu Si Pengkhianat76 Bab 76 Malam Keberangkatan77 Bab 77 Dunia yang Penuh Sandiwara78 Bab 78 Cemburu79 Bab 79 Sepertinya Ada yang Suka80 Bab 80 Calon Imam81 Bab 81 Sakit Karena Rindu82 Bab 82 kedekatan dengan Abah83 Bab 83 Pembelajaran Berharga84 Bab 84 Pertemuan Setelah Cukup Lama Terpisah85 Bab 85 Tidak Sadarkan Diri86 Bab 86 Penyesalan Terdalam87 Bab 87 Jatuh Sakit88 Bab 88 Pulang Karena Sakit89 Bab 89 Pengakuan Mengejutkan90 Bab 90 Kembalilah Padaku91 Bab 91 Pernikahan ke Dua92 Bab 92 Khitbah Langsung Nikah93 Bab 93 Bagaimana, Aisyah 94 Bab 94 Surat Rahasia95 Bab 95 Dear Aisyah96 Bab 96 Percaya Kemampuan Diri97 Bab 97 Kepanikan di Hari Bahagia98 Bab 98 Pesaing Cinta99 Bab 99 Apa Opname 100 Bab 100 Di Antara Dua Pilihan