Desah Di Kamar Sebelah
ucapku dalam hati. Semencekam apa pun pertanyaan Mas
ngku seperti mau lepas dari cangkangnya. Sumpah, ini penga
bilang? Kamu em
rasa perih. Saking paniknya, asam lambung serasa ma
udah gemetar. Begitu juga dengan kedua tungkai. Buru-buru aku menjauh dar
gnya?" Nada Mas Bayu terdengar sangat lembut. Namun, percuma saja. Aku tahu bahw
garaja. Beli case hap
yu sudah macam penyidik saja. Dia terus menginterogasiku denga
eh, ya?" Sumpah, untuk mengatakan semua ini aku perlu tenaga dan keberanian yang san
h terus, ah. Ya, sudah. Sana bel
gar aku menggunakan ATM miliknya yang kupegang, kemudian notifikasi transaksi akan masuk k
mu di mana sih, seka
umah m
iliran aku yang bertanya padanya
kamu
amu ya yang
dak perlu tahu gimana-gimana suaminya. Udah, ah. Aku mau makan dulu. Belanjal
tidak boleh terlambat. Aku harus lebih d
h dulu. Ak
g. I love yo
erlu memilih terlalu detil, langsung saja kucomot dua buah softcase seri ponselku. Satunya berwarna pink abstrak, sedang
ayar pakai debit, ya,"
atku yang buru-buru. Aku tidak mau peduli. Segera kuberikan kartu deb
tik hasil ekstensi tersebut menyorongkan mesin ke arahku. Cepat kutekan enam angka
Aku cepat berla
i ternyata sedang asyik melayani pembeli lainnya. Dengan agak tergopoh aku pun segera
u menjawab, "Dua ratus ribu saja, Kak. Mau sekalian dipra
t. "Iya, cepat ya, K
n rambut ekor kuda itu balik badan ke belakang dan meraih sebuah kotak bergambar bohlam lampu yang dia letakan di atas meja kerja si bos.
entara saldo dompet elektronikku tersisa kurang dari enam ratus ribu rupiah saja. Mau pakai ATM, tidak mungkin
*
ak kondisi motorku. Mulai dari membuka jok, meneliti bagasi penyimpanan helm, melihat ke spakbor depan serta belakang, dan mengecek tiap
ang keberadaanku yang tengah keluar rumah? Ah, pikiranku jadi bercab
ah datang, aku mungkin akan mengurungkan niat untuk memasang bohlam CCTV tersebut. Nanti saja, pikirku. Itu pun kalau
e rumah. Kini aku bisa bernapas lega. Sebab, Mas Bayu dan Lia tern
an sibuk turun dahulu dan menepikan sepeda motor tersebut. Hal itu akan mengulur waktu ked
Bayu saat aku di toko CCTV tadi. Dari mana kiranya dia mengetahui g
pojok sebelah kiri bagian depan plafon teras, pas menghadap arah pintu masuk rumah, ada sesuatu yang dilakban membentuk sebuah persegi
hadap ke depan pintu. Gemetar kakiku kala melangkah maju mendekati kenop. Saat aku hendak mengambil
! Dia yang menelepon. A
" sahut
pulang,
. Sialan. Dia ingin memper