icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Desah Di Kamar Sebelah

Bab 8 Dia Tahu Segalanya

Jumlah Kata:1092    |    Dirilis Pada: 01/07/2022

ucapku dalam hati. Semencekam apa pun pertanyaan Mas

ngku seperti mau lepas dari cangkangnya. Sumpah, ini penga

bilang? Kamu em

rasa perih. Saking paniknya, asam lambung serasa ma

udah gemetar. Begitu juga dengan kedua tungkai. Buru-buru aku menjauh dar

gnya?” Nada Mas Bayu terdengar sangat lembut. Namun, percuma saja. Aku tahu bahw

garaja. Beli case hap

yu sudah macam penyidik saja. Dia terus menginterogasiku denga

eh, ya?” Sumpah, untuk mengatakan semua ini aku perlu tenaga dan keberanian yang san

h terus, ah. Ya, sudah. Sana bel

gar aku menggunakan ATM miliknya yang kupegang, kemudian notifikasi transaksi akan masuk k

mu di mana sih, seka

umah m

iliran aku yang bertanya padanya

kamu

amu ya yang

dak perlu tahu gimana-gimana suaminya. Udah, ah. Aku mau makan dulu. Belanjal

tidak boleh terlambat. Aku harus lebih d

h dulu. Ak

g. I love yo

erlu memilih terlalu detil, langsung saja kucomot dua buah softcase seri ponselku. Satunya berwarna pink abstrak, sedang

ayar pakai debit, ya,”

atku yang buru-buru. Aku tidak mau peduli. Segera kuberikan kartu deb

tik hasil ekstensi tersebut menyorongkan mesin ke arahku. Cepat kutekan enam angka

Aku cepat berla

i ternyata sedang asyik melayani pembeli lainnya. Dengan agak tergopoh aku pun segera

u menjawab, “Dua ratus ribu saja, Kak. Mau sekalian dipra

t. “Iya, cepat ya, K

n rambut ekor kuda itu balik badan ke belakang dan meraih sebuah kotak bergambar bohlam lampu yang dia letakan di atas meja kerja si bos.

entara saldo dompet elektronikku tersisa kurang dari enam ratus ribu rupiah saja. Mau pakai ATM, tidak mungkin

*

ak kondisi motorku. Mulai dari membuka jok, meneliti bagasi penyimpanan helm, melihat ke spakbor depan serta belakang, dan mengecek tiap

ang keberadaanku yang tengah keluar rumah? Ah, pikiranku jadi bercab

ah datang, aku mungkin akan mengurungkan niat untuk memasang bohlam CCTV tersebut. Nanti saja, pikirku. Itu pun kalau

e rumah. Kini aku bisa bernapas lega. Sebab, Mas Bayu dan Lia tern

an sibuk turun dahulu dan menepikan sepeda motor tersebut. Hal itu akan mengulur waktu ked

Bayu saat aku di toko CCTV tadi. Dari mana kiranya dia mengetahui g

pojok sebelah kiri bagian depan plafon teras, pas menghadap arah pintu masuk rumah, ada sesuatu yang dilakban membentuk sebuah persegi

hadap ke depan pintu. Gemetar kakiku kala melangkah maju mendekati kenop. Saat aku hendak mengambil

! Dia yang menelepon. A

” sahut

pulang,

. Sialan. Dia ingin memper

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka