Desah Di Kamar Sebelah
i sampai." Perintah Mas Bayu membuatku berpaling dari wajan berisi
ku agak dongkol. Sudah lebih dari lima kali dia mengingatkan u
a sudah kamu t
." Nadaku sudah agak sengak. Seharian ini aku hanya direpotkan oleh permintaan Ma
a." Mas Bayu mengedipkan sebelah matanya. Pria yang berdiri di ambang
bihin seratus rib
minta dipasangkan sprei warna merah atau sabun cair aroma rose. Sudah dua kali dia datang ke rumah kami sejak aku dan Mas Bayu menikah enam bulan lalu. Berarti, kalau dia jadi datang hari ini, total sudah
*
mpuan yang mengenakan dress selutut berwarna putih dengan motif bunga-bunga itu tampak menggelayut manja
Mas Bayu mencuil dagu lancip perempuan berambut lur
s, di rumah udah siap ka
itu. Seperti punya pembantu yang s
erangkul Lia. Membawa perempuan itu menuju parkiran. Aku cukup tersentak. Bisa-bisanya mereka melew
sambil menjawi
eh. Agak dingin t
k jadi!" deng
an rangkulannya pada sang adik. Aku sukses
*
arah ruang makan. Sama sekali tak berbasa-basi kepadaku sedikit pun. Aku kesal. Nam
ing itu segera menyibak tudung saji. Aku yang tengah dilanda kesal, hanya bisa memperhatikannya samb
n!" serunya samb
n, dia baru m
capku acuh tak acuh sam
Mbak. Salatnya ntar
ndengarnya. Dasar
dah duluan masuk ke kamar setibanya dari rumah. Katanya mau mandi. Aneh. Seingatku, sore jam
ng dibuka. Aku terpaksa menoleh. Lia sudah mengacungkan sebuah botol plastik dengan tutup bundar hitam di
terima kasih padanya. Aku pergi meninggalkan Lia seorang diri saking jengk
*
makan kuteguk habis. Memang enak jamu bikinan mertuaku. Rasanya nikmat di lidah. Namun, aneh
ngantuk?" ta
u sambil menol
muanya, kan? Kasihan." Mas Bayu memijat pundakku.
" kataku sambil m
senyum. Gadis manja itu cekatan mengumpulkan piring-piring kotor. Cepa
kutnya, dia malah marah gara-gara aku tidur awal dan
ang. Nggak
mengapa, mataku kian berat saja. Ketika tiba di atas tempat tidur, ta
*
dikit. Namun, kepalaku berat sekali. Suara itu lambat lau
kecil. Membuatku sontak ingin terbangun, tetapi sulit sekal
i di mana Mas Bayu berada. Sementara itu, desah
t. Ingin sekali tubuhku untuk bangkit. Namun, sial. Mataku te