Desah Di Kamar Sebelah
sekali. Ketika mata telah mampu terbuka sepenuhnya, tampak mentari
ngun. Ketika kulihat jam waker di na
la kiri dan kananku. Dunia seperti oleng. Tubuhku seaka
ini," gumamku. "Apalagi sepusing
g aneh-aneh. Kenapa kepalaku bisa sesakit ini? Pun, aku tak memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi atau kadar koleste
untuk menyuburkan kandungan. Setelah menenggak habis satu botol jamu tersebut, aku memang langsung
rlelap tidur, rasa-rasanya aku mendengarkan sebuah suara. Ya, suara desah perempuan. Suara aneh yang
la dan perasaan oyong, aku menyusuri dinding. Berjalan samb
. Muncul spekulasi buruk di kepala. Na
i. Dia adalah bosku di perusahaan meubel asal Amerika. Kedudukannya sebagai sales manager. Sedang aku bertugas sebagai sales promotion girl. Dia seringkali mendatangi
nkan 'main' dengan adik kandung, dekat-dekat dengan cewek saja setahuku dia pemalu. Dulu, yang memancing agar menikah itu aku malahan. Aku yang menebalkan muka memberikan kode bahwa aku s
u heran. Ke mana Lia? Kalau Mas Bayu, jam segini dia mema
agak sungkan saat hendak melangkah semakin maju ke depan pintu yang tampak tertutup rapat tersebut. Akan tetapi, rasa penasaranku begitu
. Dengan mengumpulkan segala keberanian, kubuka ku memanggil na
g hanya sepaha dan lengan terbuka itu menampakkan tiap inci lekukan tubuhnya. Gadis 20 tahu yang belum pun
ng. Aku meringsek maju dengan degupan kencang di jantung. Pikiran negatifku ma
rih Lia seraya ba
ekikku dengan amarah
yipit. Gadis itu lalu merentangkan kedua tangannya k
gat menaruh curiga kepadanya. Mataku pun langsung terlempar ke tengah-tengah s
un dari ranjang dan lekas menyibak gorden kamarnya. "Mbak Risti
dia marah! Helo, aku nyonya di
tuding wajah Lia. Yang membuatku agak kaget adalah pulasan lipstik yang masih terli
tur?" Lia keki. Gadis yang tinggi tubuhnya s
Leher jenjang berwarna putih itu ... di sebelah kiri.
ini? Leherm
a tangannya dari pinggang dan meraba bagian y