Istri Untuk Warisan
u ini berlalu. Dengan tangan meraba-raba, dia menyingki
dan besar daripada kamarnya ini. Namun, Arham tak mau bergerak tanpa dia mengikuti. Launa yang tidak mau, lebih tepatnya tidak biasa
terdengar, dengan tubuh yang berg
kau tidak bekerja?" tanyanya
mkan mata, hingga Launa m
bil memberontak agar pelukan itu terlepas, Launa mencoba mengur
i perut wanita itu. Dia menatapi Launa yang sudah duduk, l
. Launa tampak gesit membuka jendela kamar dan menyibak tirai. Cahaya matahari pagi tampak sudah
esanan masuk saat dia menyalakan data Internet. Beberapa pesan dari asisten,
ibaratnya. Dia walaupun bermalas-malasan tetap mendapat triliunan dinar setiap harinya. Hingga Launa tak bis
wajahnya. Rambutnya yang tebal dan sedikit bergelombang dia pakai klip rambut, agar l
kem
saja akan menghampiri
i aku akan pulang.
dan keluar meninggalkannya. Dia menyempatkan diri mencuci wajah, lalu melangkah kelua
una
mpai melangkah kearah tangga, mengejar Launa agar tidak bekerja. Namun, saat dia
saat aku ada disini?" Dengan kesal Arham mengus
teras rumah itu. Di tatapnya halaman, lalu memejamkan mata sejenak. Di
rai dan belum mau menerima pernyataannya yang ingin memulai hubungan lebih serius dengannya. Entah apa yang aka
yah dah ibunya yang tiri memarahinya dan Launa tidak. Disitulah rasa tak ingin melepaskannya muncul. Arham membut
a tinggalkan di atas, tapi ternyata ada di dalam sakunya, dia masukkan secara
lo,
tidak ada di apartment? Ma
dungnya yang terdengar lembut dan sendu membuatnya tidak bisa membayangkan bagaima
idak akan tinggal di apartemen lagi beberapa saat ini.
ari seberang sana. Yang ada hanya h
dengan dahi berkerut, dia sedikit mengkhawat
dengannya?" tanya sang ibu yang
a se
sudah
rakhir dengan keterdiaman keduanya. Arham mena
ar, ayahmu tidak menyukai Felina. Dia akan mengamb
elalu terpaksa memanggil istri kedua ayahnya itu dengan
g sebenarnya kamu inginkan? Dan apakah kamu akan melepaskan Launa? Gadis yang tampak mencintaimu itu, gadis yang berhasil
menjawab 'tidak
u haram. Kamu mau tidak menjadi bagian dari ummat Rasul? Han
kan. Namun, ucapan ibunya seakan memberinya i
ide pagi ini." Suara putranya yang selama ini selalu
akan kamu lakuk
bersandar melihat gerbang. "Men
a yang terdengar, ibunya
a sambil tersenyum dengan ra
akhirnya sang ibu berkata. "Kamu tahu bagaiman
rasa menembus otak Arha
tu. Namun, Mama hanya ingin mengingatkan sebelum kamu menyesal. Karena M
a yang terpejam. "Aku buk