Istri Untuk Warisan
takkan handuk. Pria itu baru saja mandi, setela
h dekat, hingga Arham menatapnya dengan senyuman kecil dan tul
ar rambutnya yang masih
ghela napasnya. "Aku mau ke kamark
mbut istrinya itu, lalu
k napasnya, hingga kakinya perlah
an dia tinggalkan dan pergi begitu saja tanpa memberitahu Arham setelah mereka bercerai. Namun nyatanya, memang tidak semudah itu. Dia merasa kalau apa yan
Launa menyanggakan tubuhny
ncoba tetap berdiri. Di ambilnya ponsel, lalu menatap layarnya dan meli
? Ada apa me
hela napas
denganmu? Apak
t pangkal hidungnya. "Aku hanya pusing,
i. Tidak apa-apa, kamu bisa minum air ha
uskan napas perlah
Wanita yang di hubunginya itu tampak menungg
gin hamil untuk apa? Kenapa
ai dokter itu. Launa menghela napas, tapi tak berniat untuk k
ya, mencoba menahan agar tidak menangis. "Kau tahu, 'kan? Aku mencintai dia walaupun dia tidak pernah menganggapku istri. Aku sudah tabah ingin berpisah d
u jadinya seperti itu. Dokter Alzam yang bertanya padaku, makanya aku bilang. Bagaimanapun dia seniorku, dia melihat laporanku dan juga jam ke
"Aku tidak membencimu kok. Hany
ntu sebisaku. Ini juga karena
at kearah pintu yang t
a yang semula bersuara amat pelan, kini be
e,
nganya, lalu melihat Arham yang sudah melangk
gkah dan duduk di sebelah Lau
ku, dia ingin kita
am menoleh dan melihat reaksi i
ku awalnya, Launa. Aku yang m
rsitatap dengan Arham karena hela
alkan rencana pertunangan dan membebaskannya
Coba pikirkan lagi, kau bisa menyesal karena
engannya. Dan dia tahu, itu karenanya. Dulu karena kesibukan dan pekerjaan, dia tak
a hanya formalitas dan alasan, agar ayahnya tidak menyerahkan warisan atau hak kekuasa
hkan sudah hampir setara perdana menteri. Di samping menjalankan tugas negara, ayahnya juga pedagang besar da
ntuh kasih sayangnya karena sibuk memanjakan wanita perebut kebahagiaan ibunya itu. Inila
ebab suka dengan istri pilihannya. Launa juga mampu menjalankan dirinya menjadi istri yang segalanya di hadapan keluar
tampak sendu hingga pria itu mengambil tangannya. "Bukan aku membuatmu sebagai alat, Launa. Hanya saja, aku
merasa tidak akan bahagia jika hidup begini terus den
erusaha men
wajah. Dia menatapi wajah sang suam
mencintaimu lebih besar. Bukan karena kau hamil, bukan karena aku
ih menatapi wajah Arham yang
hanya perlu ada di sisiku. Aku yang akan berjuang mendapatkan kebahagia
cintai pria ini tanpa diketahuinya, tapi tak pernah dia memikirkan untuk hidup ber
perjanjian kontrak yang sudah terjadi. Kita buat