I Love You, Mbak
diseduh, memenuhi hidung mancung seorang l
atanya melihat keponakannya, Amelia dan Adelia sedang sarapan sa
dan Papah Hardjo duduk di meja makan seda
dicintainya itu sedang mengaduk dua cangkir kopi hitam. P
a hanya sebatas bahu Leon. Dia mengecup pipi wanita itu sekilas
ali-kali mengingatkan Leon, biar bagaimanapun Liana itu adalah kakaknya-Mbaknya, walaupun tidak ada
emana, Li?"
ar. Ambil berk
ulut Lena dengan sosis utuh. Wanita itu nyengir,
kopinya sedikit, kemudian melirik lagi ke arah L
ut jika terjadi apa-apa terhadap Liana, meng
*
ai pembicaraan, hanya suara deru halus mobil yang terdengar. S
umah ini, adalah hadiah pernikahan dari orangtua Fajar untuk Liana. Ibu Mira dan Ayah Heido sangat menyayangi
SUV putih di garasi, itu berarti suami Liana ada dirumah. Ditambah harum masak
sak oleh pembantunya. Liana mendapati Mbok Siti baru sele
na mengambil tangan Mbok Siti
palan tangan tuannya itu mendarat di kepala Liana. Menghantam kepal
tu genggaman dan melempar Liana hingga wanita itu terjengkang dari kursi makan
di hotel dengan lelaki lain?!" Telunjuk Fa
ngan tuduhan tak berdasar tersebut. "Lalu kamu apa, Bang?" Liana tersenyum miring walau
aat dia melihat suaminy
kkk
k merasakan apa-apa? Wanita itu membuka m
geser Mbok Siti yang telah berusia setengah abad i
Alahh," jerit M
ahwa dia hanya pembantu, Liana selalu membantu pekerjaan rumah tangga jika sempat.
gh
meninju pipi kiri Liana hingga
p menahan sakit lagi dengan semua tingkah suaminya yang seenaknya sendiri. "Aku
a itu mampu meminta cerai. Fajar menunduk melihat kedua tangannya, kemudian men
kedua bahu Liana. "Maafkan aku, Li.
ertas. Tidak ada cinta, tidak boleh jatuh cinta. Aku dan kam
tu Li, aku mencint
ri di hati, dan menahan sakit kepalanya. "Aku ngga
ambil handphonenya di atas meja makan, melewati
ti saat Fajar mencekal lengannya kuat. "Bilang ke aku, kamu nggak jadi minta pisah," uc
Fajar. "Nggak. Aku sudah terlanjur capek. Hampir tiap hari kamu bawa pelacur ke rumah demi men
kita buat di depan orangtua kita, sampai anak-anak aja kita harus adopsi. Saking apanya itu?! Saking kamu nggak mau nyentuh aku, sebenci itukah?! Menurut
limat per kalimat yang Liana ucapkan. Menyesal
rang tuanya meminta cucu pun, Fajar dan Liana dengan cekatan mengadopsi anak bayi da
na dengan sabar Liana melihatnya dengan para pelacur itu di dal
a Fajar adalah suami yang sempurna. Bodohnya, Fa
, maka yang lain juga nggak bisa.
aan
etika pecah berkeping-keping. Berhamburlah pecahan beling, Liana hanya bisa mering
tu, seolah-olah nyawanya ditarik oleh malaikat pencabut maut. Ka
ianaaa.
pu Liana dengar sebelum