I Love You, Mbak
itu sudah tak separah saat pertama. Sekarang, Liana telah dipi
on selalu menemani Liana setiap
gat menemani Liana saat Luna menelponnya tadi bahwa Abimanyu
Leon untuk tetap mengunjungi Liana sore ini. Akan
*
terangan menatap wajah rupawan Leon dengan seragam cokelatnya yang sudah t
nya, serta rambutnya yang sedikit
dan Luna juga di sana. Pintu yang tidak tertutup rapat, memperlihatkan sesosok lelaki berper
u bahwa dia datang. Liana menoleh ke arah pintu yang setengah terb
meluknya. Leon menggapai uluran tangan Liana, kemudian mendaratkan kecupan lembu
m?" tanya Leon. Netranya melirik pi
gun loh, Dek,
nyu, mereka berdua saling bertatap
yu," sa
balas
ang duduk di sofa panj
*
Li. Besok pasti aku k
ja udah cukup buat
kembali bertatapan. Dia berdeham, "Mas ma
an Liana, kemudian dia pamit pergi, menyisakan Liana dan Leon di ruanga
g? Sen
jaan hati?"
, jangan l
ium-cium tangan segala. Jijik." Liana
n memerah
as. Mau?" Liana tertawa ringan mendengar ancaman Leon. Selanjutnya,
*
anggukkan kepalanya. Dj tampan itu sangat mahir menjalan
tu, menambah pesonanya. Wajah yang tampan bak Dewa Are
tubuhnya untuk Dj tampan itu. Sayang serib
ap wanita berambut panjan
membalas "Iyalah,
er dirimu,
rtawa. Kemudian, smartphone Lena yang berada di atas meja meny
pa
..
! Heh, eng
..
memutuskan panggilan sepihak. Gadis
a saat
ng memperlihatkan paha mulusnya tersebut, berjalan santai memasuki Club Knock-
terjuntai santai, mena
n bokongnya ke arah sofa yang membu
a di club, karena bosan melanda ketika di rumah seorang diri. Orang tuanya pergi jalan-j
marah." Dagu Lena terangkat ke arah adik lelakin
status adik angkat itu amat memesona. Dia bahkan tidak
a marah ke aku
ngkan kepala. Yaaa, Vivi tau mengena
bermerk Brendy itu sangat enak menurut Liana. Tenang,
man agar dia tidak terlalu memikirka
imana kabar
iga wanita itu menggoyangkan tubuh mereka, mengikut
nya menjelajah pada kerumunan orang-orang di bawah sana. Namun, pandangan m
ngan Lena. Hal yang membuatnya panas adalah tatapan pa
n Leon yang berprofesi sebagai Dj juga saat malam.
menyadarinya heboh seketika. Tapi tidak untuk Liana, Lena, dan V
lelaki-Leon. Liana dipaksa menghadap ke arahnya, dia memegang k
rumah." Lia
kan Leon tak lepas dari pandangan mata gadis-gadis di sana. Patah h
Liana dan Leon pun mendaratkan bokong mereka di kursi
d w
uangkan red wine ke dalam gelas kecil yang kosong. Liana dan Leon
banyak, ntar m
ajar? Kok tampi
alanya dua kali, kemudian me
yentuh gelas itu, jakunnya naik turun perlah
ng. Semenjak Liana mendengar doa Leon di rumah sakit, Li
on melumat bibirnya. Bagaimana jemari Leon yang besar itu menj
ya yang pusing akibat
ba
wanita itu. Liana yang mencium aroma maskulin dan pomade Leon seg
uh Leon, kemudian berjala
umayan sepi. Wanita tersebut menghentikan mobilnya di pinggir ja
angit malam yang semakin banyak. Memikirkan bagaimana nasib Fajar. Memi
menghentikan mobilnya, dan berjalan cepat ke arah
h pelan. Lelaki tersebut ikut duduk di samping Liana, di atas kap
ka suara, tak tahan
las, kemudian Liana menautkan
saja. Jantungnya berdegup kencang, hingga dia rasa ingin pingsan saja. Namun, lelaki
esulit ini. Kenapa Tuhan me
alahan, Tuhan akan mempertemukan kita d
Kamu a
ngan pertanyaan L
intaiku,
cuma mau kamu. Aku nggak bakal ni
anya pem
bannya di sini." Leon menunjuk ke arah hati Liana, "Temukan siapa yang paling tulus, siapa yang pali
u sekilas. "Pasti namaku yang akan di sana. Kamu aka
u untuk memperdalam lumatan mereka. Liana hanyut, kedua tangannya menggengg