I Love You, Mbak
la
menginginkan dia terpenjara dalam keadaan seperti ini. Bukan lelah fisik, tetapi lelah hati
umah nya beserta
Sakti Kusuma. Arjuna telah berusia 1 tahun, bayi tampan deng
alah Amelia Dyah Pitaloka yang berusia 8 tahun dan gadis imut montok
mereka atau melampiaskan semua kekesalan Liana pada mereka. Mereka semua
tamu yang berada di bawah tangga setengah lingkaran itu. Langkahnya terhenti se
ivasi suaminya sedangkan
sakit. Dia sudah biasa. Bukan sekali dua kali, t
adang dia ingin mengakhiri pernikahan ini, tapi ada hati yang harus dij
*
ucap Amel, anak Liana dengan rambut
amu mau
engen kerumah Mbah yu
ngguk perta
, dan tas punggung yang digendong Amel. Sepertinya memang Liana butuh liburan dan
Liana begitu samp
ah Li, ngapain malam-malam kesini? Bawa koper lagi. Kamu pisah sama Fajar?"
ke jogja ini. Amel
tuh habis mai
kerja tuh an
ipkan ketiga buah hatinya kepada Ibunya, sebentar. Liana menuju pi
o
o
o
ek
ana menelusuri kamar Leon yang luas itu. Jemari Liana meraba-raba d
ternyata shirtless, hanya mengenakan boxer
g. "Le." Liana menggoyangkan bahu adik tam
r ke
lelaki itu menggeliatkan badannya. Kemudian ia condongkan
g langsung terbuka dan mendorong Lia
ingkah Leon. "Anter mbak ke bandara
memijit pangkal hid
anak
n ik
gak us
ang lengan Liana. "Kita nikah, yuk. Biar mbak hidup
dewasa itu. "Leon, kamu itu adik mbak. Okey. Cukup kamu temanin mbak dihari
ya itu dengan dalam kemudian me
sambung juga
*
pinggan. Wanita itu sengaja memilih penerbangan mala
merah, celana jeans sebetis, dan kaos hitam bert
ang tiket hingga colekan di lengannya membuatn
nih,
h kal
ama Bos say
igi gingsul nya yang menamba
" tanya Sam sembari membantu
oliday ke
ein muncul dari ujung rambut
ah
a Pak Bos aja. Gratis loh.
lu deh ke
kedua alisnya membuat Liana tersenyum kembali dan itu semakin membuat Sam meleleh. Andai Bo
enganggukkan k
*
tiga anaknya serta Abimanyu dan Sam sudah berada di pesawat. Pesawat ini memiliki ruang yang cukup l
dulu aj
aku Liana aja,ya. Ka
n kepalanya dengan senyum yang tak pudar dar
ak menggendong Adelia tapi dengan cepat Liana menggenggam tangan Abi seperti mengatakan biar aku saja y
*
ut yang masih berantakan, matanya menyipit melihat lampu-lampu ruangan. Liana berp
nap
t pelan kening serta pelipisnya. Laki-laki tampan n
m mas, haus,"
ri dan kembali dengan membawakan air mi
t, kamu siap-siap, ya," jelas Abi s