I Love You, Mbak
" Suara cempreng di sebrang telepon s
e,
i ini wanita berlesung pipi itu sibuk dengan urusan di
i ruangannya. Paras yang menawan, bentuk tubuh yang sem
lihat kedua saudaranya itu. Lena dengan anak d
, Bu
ak Abimanyu mengatakan bahwa Liana adalah calon istrinya, semua pegawa
ta, Lena dan Luna berencana pergi ke kudus. Mereka
*
Lena sambil memandang
h, kalau Lu tinggal." Luna menyahut sa
storan hotel umtuk makan. Sementara suami Lena-Mas In
u titik. Liana mengikuti arah pandang kakaknya i
ut handuk yang melilit pinggang, memp
uk kembali ke dalam kamar mandi. "Aku lupa bilang kalau Lena sama Luna mau k
n sekaligus lucu, melihat wajah Lian
ni, aku ambil
elutut dan dalaman untuk Abimanyu dengan tergesa-ge
n yang tempo hari ke
enyum kecil kepada kedua kakakny
par bantal ke arah Luna yang di sa
napa Lun? Lah, lakinya aja ng
met sih
ereka bertiga bersama pasti selalu main urat. I
imanyu yang lebih segar dan semringah. Wangi sabun ya
type lelaki idamannya. Good looking, sma
lang mas, L
anitanya itu. Mengelus rambutnya pelan, membuat Lena dan Luna m
yak Liana," teriak Lena kepada suaminya itu, sementar
ku ternodai. Oh
*
adik. Namun juga teman, sahabat, pendengar yang baik, dan selalu ada sa
ap Liana, sete
ergi dari hotel, Abimanyu langsung memesankan tiket pesawat untuk Liana dan
?" ucap Bik Dewi-as
ma papah
n, ada aca
ar? Kata Lena
makan dari pagi. Ng
a sakit akan sangat amat manja. Apalagi ketika Liana pergi ja
mpat kamar Leon berada, menuju pintu berwarna
idak dinyalakan, tirai
suk ke dalam kamar Leon, kamar yang didominasi warna abu-abu itu sang
akan. Kan, benar apa yang Liana pikirkan, bermain game. Wajah yang pucat, ma
u
menormalkan lagi wajahnya. Dia ingin Liana tau, bahwa dia masih mara
in memil
a berjalan ke arah kulkas mini di ujung ruangan, men
okannya
rfokus bermain game tanpa melirikny
duk di hadapan Leon. Tepatnya, di pangkuan Leon dengan tangan lelaki itu yang masih sibuk memegang stick contro
h wajah Leon it
emparkan dengan kasar stick di tangannya, kemud
nya serak dan penuh penekanan
-an
nu. An
hadapannya ini. Namun, dia masih waras. Leon merebahkan tubuhnya, menindih Liana sepersekian detik. Kemudi
k. Dirinya bak patung, tak berani bergerak sedik
terj
ntik itu hanya bisa meng