Arimbi
an aman. Keringat mengucur deras dari dahi ke pipinya dengan napas tidak beraturan. Mimpi itu bagaikan nyata. Ya Allah! Hanna menangkup dadanya yang masih belu
pintu kamarnya terbuka, menampilkan seorang w
arlina berputar seakan mencari sesuatu, dan tertawa saat menemukan barang yang dicari. Ransel
ngnya? Itu pakaianku ya
bisa memilihnya dengan bebas di lemari." Marlina menunjuk
iapa Arimbi?" tanya Hann
tanya siapa itu Arimbi?
rlina sangat sinis, tampak tidak menyukai Hanna. Akan tetapi sebagai pekerja Marlina tak bisa m
saat Sultan tidak mendampinginya, maka Marlina bebas bersikap dan bere
buah suara, yang Hanna yakini milik
mau mengenakan pakaian yang ada di lemari." Marlina me
ruh pakaiannya." Sultan menendang bokong M
ku. Tubuhnya semakin meringkuk dengan getaran halus, bahkan ingin teriak saja pun tidak mampu Hanna lakukan. Setiap gerakan Sultan bagai anc
entak Sultan sambil mencekoti tul
ucapan Hann
nekannya, bahkan tubuh Hanna sampai terentak-
sin." Hanna merintih, ba
eanarkisan Sultan yang memboikot tubuhnya membuat pandangan Hanna berputar. Wanita rapuh itu membuan
ap Hanna yang terpejam, lalu berbisik rendah.
mandi yang berada di ujung ruangan. Dia mendorong Hanna ke dalam, lalu menguncinya bersama dirinya. Mandi bersa
dan menyabuni tubuhmu pakai sabun yan
mau." Hanna
robeknya?" Sultan mera
*
ikir untuk memoles wajahnya, baginya dapat bersikap tenang itu sudah keajaiban luar biasa. Orang-orang sudah berkumpul, dari kamarnya Hanna bisa mel
sedikit lebih cepat? T
tar lagi,"
ang mengagumkan. Akan tetapi bagaimana jika Sultan mengenalkannya sebagai Arimbi? Hanna tak
yang bernama Ratih. Dia menyampirkan kerudung putih
gup." Hanna menjawab, dan men
penasaran, tidak sedikit dari mereka berbisik. Di saat Ratih pergi barulah Sultan datang menjemputnya, menggandeng lengan Hann
eritahukan kepada rekan sejawat bahwa istriku Arimbi telah kemba
Terdapat hidangan menggiurkan di atas meja, dengan kepulan asap yang masih terlihat mengitari semangkuk sop iga. Hanna juga memerhatikan sekeliling sambil berdecak kag
! Seketika rasa bahagia itu menguap
menjadi kaku dan berat untuk mengikuti kemana langkah Sultan. Pasalnya lelaki gag
Kamu harus memakannya." Sultan b
rimbi!" bant
aa
at Sultan sudah kesetanan nyali Hanna menciut kembali, wajahnya pun pucat sepucat-pucatnya dengan tubuh yang mulai bergetar ketakutan. Akan tetapi setan telah m