Arimbi
nggil sebuah
ajah penuh lebam membuat Ratih merasa kasihan. Perawat itu tidak pernah mengerti dengan tingkah laku da
Hanna, lalu menaruh makanannya di
ing di depannya hingga agak jauh, da
eluruh tubuh. Sultan tidak hanya memboikot dirinya, tetapi juga melukai perasaan. Setelah puas me
mensejajarkan diri denga
ku." Hann
an Tuan Sultan, jangan sekali membantah. Dia tidak menyukai wanita yang enggan diatur dan pembangkang.
an Hanna tidak kabur. Sesaat kepergiannya ketukan sepatu muncul, Hanna yang malang langsung bersidekap. Memeluk diriny
awa kengerian. Hanna meraba detak jantungnya yang mulai menggila. Saat
keadaanmu
it menuju lemari, membuka salah satu lacinya dan mengeluarkan kotak P3K. Tanpa Hanna mengerti Sultan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi, d
." Sultan berkata lirih, terdengar a
jang. Perubahan sikap Sultan membuat Hanna bertanya-tanya, tapi wanita itu tidak mengutarakannya. Sultan
erikannya pada Hanna yang terheran-heran. "Makanlah, ak
da wanita malang itu, yang jelas begitu sadar Hanna sudah terkulai lemas. Semua itu di luar kendalinya terlepas rasa jengkel yang membuncah otak. Melihat Hanna seperti tadi me
*
Hanna berada di ruangan yang tertutup yang tidak bisa dibukanya sendiri. Pintu itu terbuka hanya dua kali saat Marlina mengantar ma
hnya saat he
ru. Semalam Sultan tak punya perasaan membant
pulang!" te
pada Hanna, ditaruhnya bingkisan itu di hadapan sang istri lalu dibukanya dengan cepat. Ternyata
kerja, dan semoga kamu suka," tutu
mengeluarkan suaranya, dia berkata
ia pikir sikapnya tidak lagi membuatnya takut. Menatap Hanna dengan ta
t padaku?" tanya Sultan
getar semakin ketakutan. Semampunya ia merangkak naik menj
u menyakit
keras mendarat di pipinya. Monster jahat itu kembali menguasai Sultan, dia menyerang jiwa Hann
tih bergegas menghampiri Hanna yang
itakuti." Sultan menunjuk Hanna yang sudah teris
a menerima segelas air yang diberikan oleh Ratih, perlahan diminumnya hingga setengah. Menyeka sudut matanya Hanna bersatanyakan?" Ratih menarik perh
an ini yang paling Hanna nantikan. Bertanya banyak hal
nnya, melihat Ratih yang sedang mengejar seorang wanita. "
mbi?" tanya
yonya Arimbi. Sekarang aku ingin bertanya, sia
rimu sendiri, Nona?" Ratih malah
n dia berkata. "Kalian memanggilku dengan sebutan Nona Arimbi, dan
k kehidupan yang normal. Nona hanya belum bisa menerima dan terbiasa dengan segala aturan Tuan Sultan. Dengarkan apa
ku bukan
u tidak akan merugikan
karena dia merasa Sultan sedang memanfaatkan diri