Aku Istri Bukan Babu Gratisanmu Mas!
la nangis terus nih," katanya lagi dengan na
denganku saat ini, ya memang karena kecer
arang dimana K
as Arman sibuk!" jawabanya kemudia
anya. Namun aku pun sadar ini juga adalah kesalahanku
la saat melihatku sembari be
Mama Nisa ya," kataku
ak beres!" bentak mas Arman saking emosinya wajah m
ah, jadinya lupa jemput Kayla," jawabku deng
saja," ucapnya se
imarah kan," lontar wani
g sok lugu itu!" ajak mas Arman pada wanita yang tengah mengejekku de
ruh mengingat setiap kata-kata yang ia keluarkan tadi kutahan air mata yang siap m
Suara tangis yang tadinya lirih pun sudah tak terdengar lagi, kutatap wajahnya yang ayu matany
Nak," kataku dengan lembut dibal
akan telat jemput
mbil mengangkat jari kelingkingnya dan kami pun s
ngnya sebagai anak yang membuatku nyaman. Namun saat bersama mas A
uah pesan da
i hotel, jadi tidak usah tunggu saya pu
ta idamannya itu? entahlah lebih baik sek
mengunci pintu depan K
tunya sudah dikunci?"
i kantor jadi harus gak bisa pulang," jawabku d
Kayla pengen ditemenin bobo," ujar Kayla
yla bobo," tawarku padanya barangkali k
" balasnya dengan
nuju kamarnya yang serba pink, di
ak Kayla yang sudah duduk di tepi ranj
Papa marah-marah tadi siang?" t
ya Kayla lihat Mama
e jahat itu," pinta Kayla jadi mas Arman dan Nita sudah menjalani hubu
ering nangis karena Pap
i nikah sama Tante itu habis Mama bilang begitu tiba-tiba Mama tidur gak bangun-bangun lagi, hiks....hiks
is sungguh teganya mas Arman menyakiti dua hati yang sangat berharga di kehidup
lusan lembut di kepala dan rambut indahnya mungkin
elalu disiapkan di meja belajarnya, dan kutidurka
enunjukkan pukul 22.00 astaghfirullah aku belum sholat isya, ku tarik
aku bersantai ria di kamar, Karena keadaan rumah masih bersih sebab kemarin semua suda
a kulihat siapa yang mengirimkan pesan tersebut
an berangkat ke Jakarta, ingin menengokmu
ng memberitahumu kalau a
u, bagaimana keadaan a
ng Papua pun sukses sayang, oh ya kenapa kamu
n ibu yang satu ini, tidak mungkin k
angsungkan dan Nisa sudah sangat mencintainya Bu, maaf Nisa g
nya ibu sempat melarang ku agar tak buru-buru mengambil keputusan. Namun karena hati dan mataku telah dibut
anya ingin kenal lebih dalam pada calon menantu kami seb
kan kesengsaraan dalam hidupku sendiri. Andai saat itu aku mau me
lihanmu itu? apakah dia memperlakukanmu denga
? apakah sebenarnya ibu tahu bila aku dis