icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dareena

Dareena

Penulis: maira
icon

Bab 1 pedang

Jumlah Kata:904    |    Dirilis Pada: 12/06/2022

a yang mengabdi pada Tuhan. Mengalir dalam darahnya jiwa bangsawan yang cerdas, kuat, dan tangguh. Kulit putih bersih, wajah dengan dagu lanc

lah digantikan dengan garis wajah keras, aura dingin, senyum kaku, juga hati baja. Tak ada yang senang ditinggalkan sosok w

a yang menyayat batin. Lebih dari itu, segala yang terjadi telah memporak-porandakan keadaan tanah airn

n ajaran agama yang menjadi tempat kembali nurani. Gospel memanglah menjadi tujuan utama, namun haruskah dengan segal

s, giginya bergemerutuk, tangannya mengep

areena. Sang guru tua renta jika dilihat dari punggungnya yang sudah melengkung itu memerhatikan

sar yang hanya diizinkan dengan tongkat kayu

ja akan patah jika digunakan untuk menghantam batu sebes

ecil, menegaskan keriput di sekitar bibir dan mata

ah batu itu dan mendapat pedang pertama mereka, Tuan Putri," ucap sang guru. Dareena memutar bola mata, bosan

u ia diberikan tugas konyol menurutnya; membelah batu dengan diameter 90 centimeter hanya menggunakan pedang kayu tumpul nan berat. Pagi dan sore Dare

saksi betapa sering sang putri mengenang Ivina lewat langit kelam, juga memanjatkan pinta pada simbol salib yang menggantu

wanita penjual parfum, tapi sedikit lebih baik daripada gadis penumbuk gandum. Beberapa kapal

ya yang kini sudah terbagi dua, walau sebenarnya masih bisa digunakan untuk berlat

ena

on di belakangnya. Sang kakak, Javiero berjalan m

ng ap

Dareena malah bertanya balik, membuat Javiero

naik tanpa sebab. Imigran gelap juga mulai banyak berdata

kenaikan harga mata uang sebab beberapa hal, harga pajak juga semakin naik. Membuat beberapa rakyat dengan taraf ekonomi rendah

pada benda di tangan D

ya takjub, tak menyangka benda

" jawab Dar

aro memberikanmu pedang ba

u terbelah, bukan ketika benda ini patah," ba

ati pada wanita sepertimu?" Dareena menanggapi dengan dengkusan. Candaan

lanjutan dari candaan Javiero. Angin musim gugur menyapa

rang yang besar." Ucapan Javiero sontak mem

an dendamnya dekat sudah. Netra abu-abu gelapnya mangilap, gigi atas dan bawahnya saling mengatup. Javiero bukan tak

entah sudah berapa kali terucap saat frustrasi kini keluar lagi dari mulutnya. Dar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka