Dareena
bukan hanya tentang membalaskan dendam. Meng
fre
a, persediaan gandum, dan makanan lainnya, berlatih duel sambil berkuda di halaman yang begitu luas milik kerajaan. Tak tertinggal, Alfredo
dengkus kasar, seakan para lelaki itu tahu kalau dirinya memang ingin ikut
ersinar, untung saja saat ini sedang musim gugur, angin
ang lalu ikut dibenarkan oleh Eneas, membuat hatinya terus berspekulasi buruk, sesekali
cahkan batu, mungkin sekarang, kepalanya sudah bis
a sahabatnya menempa pedang? Apa ia sengaja agar latihanku ter
tangan ayah dan
r
an
rkeping-keping. Salah seorang wanita tua yang menjadi dayang di situ langsung berinisiatif membereskan pecahan, aga
ertanya dan langsung dihadiahi tatapan tajam dari Dareena. Tanpa
di kerajaan melebihi mereka menyegani Alfredo dan Javiero. Yah, dua orang itu setidak
latihan. Masih berdiri dan berjalan dengan postur tegap tan
h meningkat sejak kita mengirimkan pe
arena pikirannya dihantui oleh kemungkinan besar dirinya tak dapat ikut berperang, ia juga mulai tidak suka dengan gr
luh. Ia sangat mengerti bahkan sejak awal, bahwa putrinya tidak begitu berminat pada urusan keuanga
, jika nanti aku pulang, akan ada yang menyambut. Juga jika nanti
ne
i merasa bersalah karena sedikit berujar sarkas pada sang a
pat penolakan mentah-mentah untuk mengikuti barisan perang. Sampai memerin
n sang gadis, Dareena menikmati malam. Bertanya-ta
, Ibu. Bukankah itu arti
i keseriusannya yang kekeh ingin pergi, ia punya setitik keinginan untuk tetap tinggal. Dareena hanya gadis biasa di balik pedangnya yang terasa
enanjak grafiknya, jantungnya bertambah kenc
padahal malam sudah begitu larut. Lengkung sabit terukir di wajah cantik Dareena. Ia tahu benar En
ul Eneas. Sekeliling sudah temaram, beberapa dayang istana sudah tak lagi kelihatan berlalu-lal
na malam-malam be
anmu," ketusnya menanggapi pe
umasuk, kami takut akan ada yang membahayakanmu." Dareena otomatis melempar tatapan tajam. D
ah lalai mengawalmu." Pengawal yang sedikit lebih pendek mencoba mencairkan suasana yan
lunak, mungkin sudah sedikit merasa tak enak karena dua pengawal di se
rcaya pada Panger
ke sana. Mengeratkan jaket cokelat muda berbulu miliknya, menghalau angin malam yang ser
umayan pirang itu sedang berada di halaman belakang, membawa langka
mpukah nanti kupisahkan pinggang dari perut mereka? Te
ree
aku ingin bert
Reena. Tidurlah saja, masih ada es
au aku tidak ak
neas berdegup sedikit lebih kencang. Pasalnya, kali ini ia menduga Dareena tidak akan bertanya tentang hal-hal sepele. Mempe
k hal tentang kerajaa
aan pertama saja, Dareena sudah seperti m
tak merasa perlu memberi kejelasan, ia
apa hal yang be
imana bisa lelaki itu mengetahui banyak hal sementara dir
m hatinya tidak menerima jika lelaki dari kerajaan seberang itu lebih banyak mengetahui tentang kerajaan Al-Khadra dibandi
dibandingkan dengan Eneas yng lebih banyak menget
ndak ke
tidur," jawab
ingin ber
nggung soal peperangan---termasuk jika berbicara kritis tentang banyak topik. Namun, sepertinya Dar
mbutuhkan tenaga, bukan?" Sebisa mung
t masih mampu bertahan tiga malam tan
�
aan yang mondar-mandir. Beberapa sudah memakai baju besi. Di antaranya seda
lakang, membawa pedang miliknya. Kali ini, ia harus lebih keras berlatih, a
Eneas. Tiga lelaki itu hilang entah ke mana. Mungkin latihan di