Akulah Istri Gendutmu Dulu (Pembalasan Istri Gendut)
tri Gendu
alu
sama Ferdi?" Dita kembali mengulangi perk
alam suatu hubungan suami istri itu harus saling me
i belakang kamu. Dia itu punya selingkuhan Santi, sudah banyak yang mengetahuinya dan sudah banyak juga kan yang menga
ri teman kerja kantorku dulu itu. Hari ini dia malah sudah meneleponku di pagi bu
a. Kamu tahu juga kan jika dia itu lelaki yang tampan rupawan, sedangkan lihatlah bentuk tubuhku satu tahun terakhir ini, nggak beda dengan truk gandeng? Nyatanya Mas Ferdi jug
ukan. Aku dan yang lainnya sudah mengatakan yang sesungguhnya kepadamu, San. Itu semua karena kami sayang sama kamu, tetapi jika ka
. Bukan hanya Dita saja, tetapi beberapa teman dan tetangga serta karyawanku pun sud
yang terjadi itu? Kurasa tak ada ruginya, toh jika hal itu tak benar, aku
adi aku juga pun pamit untuk pergi ke pasar, tinggal sedikit lagi rencana hingga aku bisa menyelidiki tentang keset
etelah ini boleh kan aku pergi main dulu ke rumah
dia tengah mengetik. Kebetulan sekali! Padahal tadi dia bilang sedang menyet
etemu sama sih Dita. Nanti kamu rencana pulang jam
cerita banyak hal, sekalian nanti kami juga mau mencoba resep masakan baru. Paling p
ke rumah. Kebetulan sekali beberapa hari yang lalu aku membeli tiga buah kamera pengintai canggih. Rencanany
Nanti ku jemput pukul dua belas siang ya. Ini sebentar lagi juga aku mau sampai rumah, m
oh. Apa aku pulang dulu sebentar dan mengant
gsung saja ke rumah Dita ya, nggak usah mampir pulang. Nanti puk
alau begitu. T
olehkan sekali aku mampir ke rumah. Ya sudahlah, toh ini kan memang rencanaku. Semoga membuahkan hasil, dan t
*
an susah payah kucari tempat yang bisa mengambil gambar dengan tepat tentunya. Setelahnya Kuambil
sinilah aku sekarang. Kamar tamu yang jarang sekali dibuka oleh Mas Ferdi, karen
rdi bukanlah suami yang tukang selingkuh!" u
ti nanti bisa membungkam mulut mereka! Entah kenapa si mereka itu selalu mencampuri urusan rumah tanggaku? Padahal selama ini aku dan Mas F
berada di sini, namun tak nampak
dia bilang begitu? Saat ini aku harus terus berpikiran positif
etangga tentang keburukan Mas Ferdi. Nampak pintu depan ruang tamu pun terbuka, su
irullah