Dear Clarissa
ri rumah sakit dan hanya butuh melakukan rawat jalan saja
mnya. Beruntung suasana rumah yang tenang membuatnya melupakan
loroh Araya yang baru saja masuk ke dala
pulang selalu sore. Jika ada panggilan mendadak
rempuan berparas cantik ini memiliki tatapan setajam mata pedang. Memiliki kulit putih bersih nan mulus, tubuh proposional, beramb
kerjakan oleh Arga, selalu saja tak pernah luput dari pantauan Araya, begitu pula sebaliknya. Karena itu, Araya tahu betul apa yang di lakukan oleh saudara kembarnya selama dua minggu tak berada di rum
isa kamu jauh jauh dari aku. Yang ada langsung de
gambil alih udang goreng dari dalam piring
ku. Mama membuatkanny
kamu yang mau?
heman suara Adrin yang sejak tadi menggelengkan kepalanya. Bingung meli
membuat keduanya mengangguk, bersamaan dengan ta
Amira buka suara. Dia memang sengaja meletakkan udang goreng krispi itu sedikit. Karena dia ingin melihat adegan saling rebut
mentara Araya hanya tersenyum su
kembali membuka suara. Kali ini sasarannya Araya, putr
ubungan serius dengan r
dingin ke dalam gelas pun menoleh
Amira menjawab deng
mangnya siapa?" Lalu mengarahkan gelas kaca pan
dang ada yang dia cari dalam ingatann
uu
tiba saja menyembur ke luar, mengenai wajah Arga ya
melemparkan tatapan mematikanny
ngaja." Segera mengambil tis
nya, mood Arga menjadi berubah drastis. Dia berdiri dari duduknya dengan terges
" tanya Amira tak
larut apa pun aku t
cium kedua pipi dan dahi Amira. Tak lupa pula berpamitan pad
m lagi?" cibir Araya d
emparkan tatapan maut pada Ara
l mewah berwarna hitam miliknya, yang akan di kendarai oleh sopir prib
ertemuannya dengan wanita tua itu, Tuan mu
dalam saku celananya. Lalu mencari nama seseo
dari kota ini. Dalam waktu lima belas menit, aku mau semuanya beres dan bawa dia masuk ke d
i seberang sana, Arga langsung
itahnya lagi pada san
pedal gas lebih dalam, memacu den
minggu aku free, nyaris k
hingga terparkir rapi di parkiran khusus yang ad
r dari dalam pintu utama klub. Di depannya sedang berjalan seorang perempuan b
gan jelas dari dalam mobil. Jangan lupaka
lihkan pandangannya pada perempuan yang kini a
Jerry. "Lokasi juga sudah
an kita sampai
ngerti, lalu memacu kembali kemu
*
seksi. Sesuai dengan permintaan pelanggan sebelumnya yang akan mengajakn
mlah nominal yang tertera untuknya dalam tiga hari begitu fantastis. Ditambah l
lipat pada Madam. Dan jelas membuatnya luar biasa bersemangat. Sayang sekali, begitu kakinya sudah masuk ke dalam mobil, dia baru menyadari jika dia telah di ba
l bintang lima yang belum pernah sekali pun dia memasukin
laki yang sebelumnya mengendar
Dia tahu jika bukan laki la
a berkali kali lipat lebih cepat dari biasanya. Dia gugup, tanpa alasan. Padahal, biasanya dia tak pernah se
Ini bukan yang pertama kalinya. Kamu pasti bisa melewatinya. Pasti ada banyak
berseragam serba hitam berdiri di depan p
tas di otaknya. 'Bukannya dia ... Oh, iya benar, dia
n muda di dalam," kata laki laki yang berdiri di dep
hitamnya. "Orang yang sama di Hotel F sa
gkan sebelah tangannya untuk mempersilahkan
e dalam kamar seraya melepaskan ikatan rambutnya, men
ngsung mengenali wajah Arga yang sedang menggoyangk
Honey?" tanya Arga la
tidak punya hubungan apa pun selain penjual dan pembeli." Clarissa tak sedikit pun
luarkan suara tawa. Hanya sebuah seny
k memperdulikan keberatan yang di ajukan Clarissa atas panggilan khusus
dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada
eletakkan gelas ke atas meja. Dia berdiri, berjalan mend
belakang, sebelah tangannya lagi sudah berhasil mengambil jepit rambut berbentuk bulat yang di hiasi permata permata k
raya menggerakkan tangannya di punggung mul
a dengan sensual. "Bukankah pembeli adalah Raja? Heum?" Beralih mencium
gne menguar jelas di indera penciumannya. Nyaris saja Claris
tergesa," katanya berbalik badan sambil mend
Arga, sayangnya kalah cepat dengan tangan kekar Arga sudah
ya tinggal beberapa centi saja. Kedua tan