Aku Enggak Siap Dengan Perasaan Ini
masih berada di dalam mobil. Aku menoleh ke arah kursi pengemudi, Ryu tidak ada di tempatnya. Mobil ini berhenti d
dalah kesempatanku untuk kabur, tapi bagaimana caranya? R
r dari sini, mereka bergumul di tanah kosong penuh rerumputan tinggi. Aku menggigiti
gapainya dengan susah payah. Setelah mencoba beberapa kali ak
shi entah dengan cara apa. Sebuah ide muncul dalam benakku ketika melihat sekop besar, aku meraihnya. Tanganku nyaris tidak menyentuh ujungnya, aku mengambil kayu di
aku lakukan, Yoshi membanting Ryu lalu memutarnya, Ryu sangat kuat jadi dia langsung bangkit kembali. Yoshi memukul wajahnya, melesat ke pel
asnya memburu karena kelelahan, ia mengusap peluhnya dengan
kau baik-b
gaimana kau bi
isik muncul digantikan dengan suara berat lainnya yang menyapa Yoshi dengan ram
li, membenamkan wajahku pada dadanya yang bidang. Aku tidak peduli kalau aroma colognenya kini sudah
an-jalan di sini. Temanku mengundangku untuk pes
utang bany
an, karena Oneechan-mu ini tidak akan selalu mun
kkan telinga. Ada dua mobil polisi dan satu mobil pribadi, lima orang pria berpakaian santai keluar dar
pak tidak terlalu mau disanjung, dia bilang ini mengasyikkan juga karena dia sudah lama tidak berkel
antarkan
auh dari sini. Yoshi mengecek lukanya sebentar
skah k
, ini akan s
, ia mengedipkan matanya pada teman-temannya, k
yaku penuh selidik pada Yoshi yang ta
aku akan pura-pura tidak punya mob
pulang dari bar tanpa ketahuan siapapun dan menyisakan barista lainnya d
mua kemisteriusannya. Walau aku nyaman dengannya, aku
aku berte
an-kapan. Tapi apa kau tidak penasa
. Karena aku tidak sadarkan diri dan ini sungguh membuatku frustasi. Ak
, ia bergumam dan menyanyi sendiri tent
Ta
nyentuhmu, aku sudah
i lagi." Aku hanya me
penjelasan, tetapi aku meyakinkan mereka untuk tidak
ksud
adaku detailn
pilihan lain. Aku menceritakan semuanya dari awal, dari aku pergi ke dokter karena sarannya dan mobilku
betapa bodohnya aku mudah percaya pada orang lain. Sepanjang perjalanan pulang dia tidak bisa berhenti
*
ih dengan senyum lebarnya karena puas sekali
menyiapkan diri untuk turun dan merangkai kata-kata dalam
iloh
Ya
nantinya adalah
n kedua alisku dengan
kau beri tahu soal
m itu lagi. Aku tidak tahu apakah aku bisa menjalin hubungan dengan seseor
nnya, mataku memanas. Namun aku berusaha seku
menarik tangannya dari pipiku, ia tampak tidak terkejut ata
Kalian mirip, aku tidak mau kehilangan seseorang
tahu kau
berair, pandanganny
dak pern
enjadi adikmu tersa