Aku Enggak Siap Dengan Perasaan Ini
lebih awal dari yang seharusnya. Aku masih berusaha mengumpulkan kesadaranku
, aku kembali meringkuk di dalam selimutku. Aku butuh tidur sedikit lebih lama. Katanya ji
uat janji periksa di salah satu aplikasi kesehatan. Hari ini aku akan datang ke klinik dokter Shaun sekitar pukul dua belas atau satu siang. Aku tidak mau memeriksakan diri di rumah sakit yang lebih besar, h
pergi ke dokter. Kurapikan seprai dan selimutku, mataku mengeluarkan air seraya
an dokumen yang belum sempat aku buka semuanya itu apa. Ayahku suka sekali menimbun kertas, itu kata ibu da
nya. Aku balas tersenyum padanya, mendekati tubuh ramping tersebut untuk memeluknya. Hari-hariku begitu berat, peluk
. Ibu tadi memasak s
" aku hampir muntah mencium aroma kaosku sendir
ir. Tiap dia pulang ke rumah kau selalu
pelukanku padanya, bagaiman
Ibu ken
rkenalan di acara amal wilayah ini, setelah tahu aku ibumu dia l
t kegiatan ama
mengurangi kebiasaan
iya. Ak
blouse warna biru langit dan jeans hitam. Mandi dengan cepat, hanya butuh lima belas me
a pembantu kami sedang pulang kampung untuk merawat anaknya yang sakit. Supir akan menunggu ayah sampai s
ugah selera. Aku duduk dengan senyaman mungkin, ibu sudah menyuap beberapa s
rambutmu
ing, aneh rasanya rambutku sudah memanjang lagi. A
idak ke
ayahmu. Bagaimana pe
! Aku setelah ini mau ke dokter, tapi tolong
memulai bisnis dengan nekat dan mulai sesumbar di pertengahan. Sayangnya k
u ha
an juga tahu aku baru
a baru ke dok
yang men
ya dengan sekali suruh, ibu dan ayah harus mengelu
ah sipit, aku menelan air dari gelaku
juga, berikan aku dan ayahmu bany
edak men
peku. Dia hanya
. Namun permintaan menikah muda sedikit membuatku merinding, terlebih untuk orang sepertiku
epang ata
a apa. Entah bagaimana ayah, dia masi
a aku suka pad
yang akan memelukmu saat
memelukmu. Tida
au ini bena
a kalau or
sudah lama menetap di Amerika. Pengetah
u, oke! Aku selesai, akan kuberitah
, memeluknya dari belakang dan
*
mereka berempati pada apa yang tengah aku alami akhir-akhir ini, terkadang menyakitkan melihat tatapan iba dari orang-oran
tepatnya di bagian tempat duduk belakang ada seorang anak sekitar usia tujuh tahun sedang terkantuk-kantuk dan ibunya susah payah menyisiri rambutnya karena anak kecil itu terlalu menga
n sangat menyenangkan jika ada ban