Miranda's Heart
erusaha menyabarkan hatinya. Ditatapnya pemuda tampan
mal. Tak lagi memanggil
ini panggilan Anda terhadap saya berubah menjadi Mas Carlos. Dan setelah mengetahui saya adalah pemilik Martin Bakery,
ini? pikirnya bingung. Itu kan cuma perso
ersangkutan," kata gadis itu berusaha menjelaskan dengan runtut. "Tetapi begitu bertatap muka, saya biasanya menyesuaikan keadaan. Apabila klien itu usianya masih muda, seperti Anda misalnya, maka saya biasanya mengubah panggilan menjadi Mas atau Mbak. Tapi kalau saya masih dipanggil den
plok
tu bertepuk tangan. Miranda merasa
padaku! batin gadis itu geram. Aku bukan broker kemarin sore. Tida
astis. Entah dia bermaksud memuji atau malah mengejek. "Mes
waras! umpat Mir
Ditutupnya pintu ruko rapat-rapat dan dikuncinya. Kemudi
cur meninggalkan komplek ruko CBD tersebut. Miranda tak peduli lagi pada kliennya. Selama enam tahun b
mobil. "Amit-amit ketemu dia lagi. Lebih baik kublokir sa
di depan penitipan anak tempat Joy, keponakannya, bersekolah dan menghabiskan wakt
anda begitu seles
enyum riang, gadis itu mematikan mesin mobil. Di
*
r lima tahun itu ketika sudah berada di dalam mobil. Siswa kela
keponakan yang teramat disayanginya itu. "Tadi tiba-tiba ada orang mau mel
t itu mengerti. Lalu dilanjutkannya pertanyaannya, "Memangnya oran
te. Kasihan kan, kalau dia harus menunggu sampai besok," jawab si tan
ama orang tak dikenal daripada
, batinnya terharu. Logikanya sudah berkembang. Begitu cepatn
n dia berkata lembut, "Tante bukan lebih kasihan pada orang tak dikenal, Joy. Cuma dia kan sendirian menun
n kegiatannya padat dan menyenangkan. Bersekolah di pagi hari, makan siang, tidur, main, mandi sore, lalu disusul kegiatan-k
but. Kalau diatas jam itu baru dijemput, maka akan dikenakan biaya tambahan. Miranda jarang sekali
il membelai rambut keponakannya lagi. Dirinya merasa agak bersalah
idak, siapa yang membiayai susu, vaksin, dan kebutuhan sehari-hari anak ini? I
ut bocah cerdas itu. "Tapi Joy leb
gi Tante antar sekolah aja di daycare, ya," kata gadis itu sambil tersenyum. "Sehabis sekolah la
peluknya Miranda dari samping. "T
dalam hati penuh rasa syukur. Kau berkati aku hingga berhasil membina Joy menjadi
*
untuk keponakannya sebelum tidur. Kemudian dipelu
ung Joy. Gadis itu melahirkan Joy di usianya yang masih sangat muda, yakni dua puluh tahun. W
tatkala Astrid didiagnosa menderita