One Chance without Change
0, kediama
LA
ya, membuat wajah sang pemilik terlempa
!" Ucap seorang pria yang s
hah?! Mau jadi apa kau ini!?" Lanjut sang p
ng, setengah wajahnya t
adamu, ayahmu ini!!" Ucap pria itu lag
alahku. Harusn
tungkan pada orang ini, istirahat yang cukup agar sa
begitu kasar dengan suara yang keras. Tapi kepada pemuda yang bahkan sudah bisa di lihat gelagatn
dapati pemandangan yang dulunya biasa ia dapatkan. 'Ahh begini rupanya berada
jika emosinya ikut tergunggah tapi sayangnya
sesaat setelah pintu menutup dengan perlahan, me
pertinya Niel tak ingin membuat pembelaan bentuk apapun. Bahkan sesaat ketika pemuda paruh baya
ah meskipun apa yang dika
aku tahu, dia putra kesayanganmu," simpul Niel to t
egitu ma
anak tirimu? Aku bahkan ragu s
lagi. Tapi entah mengapa rasanya menyesakkan di sini, tepat di bagian dada.
an kau begitu jahat ternyata.' Ucap Keli
engatakan apapun, tatapannya beralih pada pemuda paruh baya
h." Ucapnya lagi dengan peneka
Kau sudah berubah menjadi anak
menurunkannya padaku? Tukang keb
h dengan suara yang meni
orang lain meludah ke dalam makananku? Apa aku harus terus d
i Niel yang sedari awal memanglah perempuan. Memi
rdiam diri saja saat di ganggu, lelah saat kau
da ayahnya itu, dalam kehidupannya Niel belum pernah melakukan itu tapi untuk k
dilakukan oleh Niel, ' persetan dengan etika, b
ih
ggalkan sang kepala keluarga dalam keheningan di sana. Ia
m be
pnya lagi dengan perasaan
hat begitu ramai dengan teriakan dan
tangkap
iarkan di
andangan orang-orang sekitar yang ia lewati. Tak lupa segerombol pria dewasa berp
... HO
an langkahnya. Ia bahkan tak bisa memakai pakaian dengan be
oshh ini harus terjadi seawal ini?!" Ucapnya pada
g susah di atur ya," ucap sang Kelinci dengan wajah datarnya, tak perduli jika lawan bicaranya i
kit alur yang ada di dunia ini berubah. Niel Astankova yang ada di sini memang tidak pernah membantah orangtuanya sekalipun
us bagaimana
sembunyi. Tubuh kecilmu itu takkan mampu melawan mereka
ud oleh Ios, dengan langkah tergesa Niel masuk dan membawa serta tubu
ruhan sang ayah masihlah g
ang pemuda kekar dengan pakaian serba hitam melekat pada badannya yang dipenuhi otot. Entah apa yang akan terjadi jika d
ua di sambut sorak sor
fasnya, sesekali ia bekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sekecil apapun. Keringat sebulir jagung mengalir d
g mampu di dengar oleh Ios selaku pemandu dir
b