icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

One Chance without Change

Bab 7 Bagian dua

Jumlah Kata:1013    |    Dirilis Pada: 28/05/2022

Atau lebih tepatnya gudang. Aku tidak mengerti kenapa mereka melahirkan ku jika mereka tidak menginginkan ku, kenapa mereka tidak membuang ku saja atau

coba untuk tidur dan melupakan semua yang terjadi hari

di telinga ku. Sepi dan nyaman menjadi satu. Semuanya baik-baik saja pada awalnya hingga sesaat kemudian pemandangan itu berubah. Aku menatap sekitar dan ha

s yang memburu sesaat setelah teriakan dan je

bisa tidur dengan tenang. Aku mengusap wajahku dengan kasar, lalu melihat jam di ponsel. Jam 5 pagi, apa yang harus aku lakukan sekarang. Ahh, aku juga baru sadar kalau

ku. Mengatakan bahwa uang mereka tidak cukup untuk membeli makan untuk tiga orang. Tapi tak apa, lagipula aku l

ing, dan lainnya. Rumah ini terasa begitu sesak, padahal ini cukup luas untuk ditinggali beberapa orang. Apa karena suasana rumah sangat tidak

ya menatap datar kearahnya. Dia pas

in beradu tatap denganmu", dia menjamba

ngku hingga aku jatuh tersungkur. Masih belum puas, dia menendang d

es warna pekat terlihat di lantai, ohh kepalaku berdarah. Aku menyentuh nya kepalaku yang terl

ri sini. Aku menatap pantulan wajahku di cermin, terlihat seperti mayat hidup. Tidak ada apapun sel

saja ada yang aneh hari ini. Aku merasa s

n terus memperbaiki kacamata hitamnya yang melorot. Tumben sekali ada orang yang d

berucap dengan gagap. Dia terlihat begitu geli

a yang

menjadikan diriku sebagai barang taruhannya. Mereka pernah menyuruh seorang pangeran sekolah begitulah mereka menyebut nya, untuk menjadikan ku sebagai kekasih nya. Tentu saja aku

ntuk dekat dengan ku, mencari tahu kelemahan ku, d

setelah nya murid-murid bullyan itu dapat bergabung dengan klub populer di sekolah yang di ketuai oleh Hyerin dan pacarnya Mike. Mereka bisa masuk tentunya setelah di suruh melakukan sesuatu yang menji

disana. "Pergi dari hadapan ku", ucapku penuh penekanan. Tapi bukannya pergi dia malah me

at menenangkan", apa selama ini dia suka mengintipku

preng itu datang. Anak kecil yang kemarin. Kenapa dia ada disini?. Dia memiringkan

dengan pelan, dan dia kembali tersenyum dengan manis. Berjalan pel

an orang-ora

a kemari, memastikan lebam dan luka ku kemarin mungkin. Matanya melebar saat meli

rucap. Matanya berkaca-kaca seperti hendak menangis. Bagaimana ini, aku tidak tau caranya menen

b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka