One Chance without Change
di khawatir kan oleh seseorang? Beginikah rasanya? Sungguh nyaman. Laki-laki berkacamata tadi juga kembali membawa kotak p3k. Dia langsung duduk, membuk
Tidak jangan, aku tidak boleh merasakan hal apapun. Aku harus tetap mati rasa seperti sebelumny
g aku dapatkan hari ini. Para bajingan itu, tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, jadinya mereka memuku
camata dan laki-laki berambut biru si kakak anak kecil kemarin. Mereka memayungi ku, dan menatap iba pad
u terimakasih", gu
ya aku langsung pergi darisana. Kenapa dia harus
u sendirian disini. Aku sangat suka hujan. Gelap dan dingin, sama seperti hatiku yang selalu di landa hujan.
∞∞∞
mal
sekolah untuk melihat apa yang sedang terjadi. padahal tidak biasanya dia kepo seperti itu. Zivanna tau pasti para
ya lo balikin mobil pacar gue
aaf.
a ngebalikin semu
masuk gadis yang cukup peka terhadap apa yang terjadi di sekitar nya. Zivanna yang sudah tidak tahan lagi, memu
dengan para bajingan bangsat itu. Itu laki-laki kemarin. Si laki-la
tu agar tidak menghajar kakaknya lagi. Suara tangisannya begitu menyaya
l hingga dirinya terlempar, beruntung sang kakak dapat menyelema
tu marah. Dia tidak suka juga adik kesayangannya di sakiti
olah bahkan dari dunia ini!", Bajingan bernama Hyerin itu berucap
lihat Mike terbaring tak sadarkan diri denga
i tanah. Hyerin menatap Zivanna. Si pelaku yang dengan sadisnya memukul laki
sudah cukup sabar dengan kelakuan mereka selama ini yang suka semena-mena terhadap orang lain. Dan kali ini bajing
untuk mengambil tongkat baseball itu, dan berbisik sesuatu yang me
Zivanna benar-benar mengatakan nya dan akan melakukan nya jik
membuat mereka semua tidak berani menatapnya balik. Mereka tau arti dari tatapan itu. Mereka akan tetap diam sampai nanti H
lihat anak yang masih kecil harus tersakiti. Si rambut biru dan si kacamata juga mengikut
sekolah. Zivanna dengan telaten membersihkan luka lecet di siku dan lutut nya Rifky. Sementara
i?", Ujar si kacamata memecah keheningan yang terjadi selama hampir lima
sebelum akhirnya si kacamata kembali bersuara
embut surai hitam Kiki. Mereka berdua seakan mengetahui jawaban, kenapa gadis itu mau menolong me
a semua saling pandang satu sama lain. "A-ahh....maafkan ak
pa kau punya sesuatu untuk
nya itu yang kami punya", si rambut biru berucap se
lan menuju dapur dan diikuti oleh si rambut biru. Ini sekolah bebas, ja
b