Arrogant vs Crazy
gingatkan soal seratus aturan dia bekerja di
kalau setiap kali dia buat masalah dipoto
leh mengundurkan diri sebelum masa kerjanya habis. Kalau tidak, den
m lagi soal Yato yang dari kemarin s
rita tekanan batin kerja sama orang sesadis
manusiawi begini. Cari kerja baru, jadi model ba
apat pimpinan. Itu berarti Nesta ad
mbong minta ampun itu nant
ik, daripada menjadi budak di sini. L
enyeringai sendiri. Makin dibayangkan,
kahnya. Office Girl baru tersebut, tidak sadar kalau seda
ketawa sendiri
kebiasaan, deh, suka nongol
meringankan tubuh. Pasalnya, tiap kali dia datang,
kamu kalau bukan gara-g
p biasa saja. Natural sewajarnya ABG menjela
saya biasa
lihat kelakuan kamu di kaca atau denga
a. Pak RT saja sering
. Nggak ada yan
k. "Kalau begitu, merek
Memang, serendah ap
kenapa Ibu
t kamu, cengar-c
a." Kalau urusan begini, Nesta wajib menjawab. Memang sadis or
mati, semua yang di
emamerkan kukunya yang baru di cat warna merah terang. Kontras
Masalahnya udah beberapa kali kamu sering mara
tirukan gaya sekertaris sok cantik itu. Lagipula, Ne
ya, sampai-sampai Lusi
*
uk rapat dibantu karyawan yang lain. Setelah ko
Dia sibuk dengan pekerjaan. Matanya hanya fokus pada laptop s
sta kemudian meletakk
Saat Nesta, menaruh kopi m
i sekitar, para pimpinan lai
sudah diminum b
um,
lau gitu, tukar kopi k
ang. "Apa? D
ggak mau tukera
si menggeleng. "Tapi, k
a mau minum
bicara. Lusi mengalah, dia tukar kopi ya
urna saat tahu Lusi mau
Kalau sampai Lusi min
ngan Lusi, dia bisa kena omel sepanjang ta
ubi-tubi,
n yang baru. Nggak enak tadi kayaknya
iar saya minum kopi yang ini."
an bagus. Sekarang Viano mau tukaran kopi dengannya, siapa tahu
il cangkir kopi dari hadapan
uk, kalau saya m
-- Senjata
egang. Kalau tangan Bapak berkuman nanti Bu Lusi bisa sakit perut. Terus, Pak, s
n lain
a si OG paling kurang ajar sekantor. "Kamu jawab aja
nya korban penzaliman ala sinetron. Co
Nesta makin kesal. "Kalau itu nggak diracun, k
membuktikan, bosnya itu
an. Ingat, Pak, fitnah itu le
Saya nggak fitnah! Tapi,
sudah Nesta cempl
emang minuman itu nggak kam
Sial pa
ak. "Bapak mau saya buktii
m kop
es tujuh turunan, niatnya mau ngerj
Kamu nggak b
enapa saya h
p tajam, seolah me
r kopi. "Bapak mau saya
, Nesta seberan
pinya sam
ngkir kopi yang t
ano itu sangat
meneguk kopi it
ya minum sampai habis, 'kan, Pak. Bapak lihat saya masih
Bos
ik Lusi. "Bu Lusi harus hati-hati, masa Pa
m ka
paling tidak masih dapat
si yang akan minum. Tadinya, Lusi kira Viano mau lebih dek
pi tidak pun
mau kopi lagi, tapi ng
a mau buatin
bisa ters
an, Nesta kemudian keluar
pintu di
aa
rit-birit menu
um, setelah sampai di kamar mandi. Untung saja, tadi dia masih
a dia, Nesta harus min
sendok garam ke dalam kopi. Ter
emimpin rapat dalam hati tetap ya
ia tengah bers
rin