Takdir Yang Tertunda
itu mungkin sudah mendengar semua yang sedang kami bicarakan. Dattan merangkulku dengan senyum lebar. Sitampan yang ramah. Selalu ceria. Bahk
kit yang bilang kami serasi. Bahkan banyak karyawan yang selalu bilang aku terlalu beruntung dekat dengan dia. Sempat ada yang bilang kami pacaran diam-diam. Kar
ul pundakku kami mel
h rindu pengen makan mie bikinan kamu
anya tertawa terkekeh. Karena asyiknya kami bercanda, tidak menyada
ve .
mbuat kami mengh
aku bicarakan sama kamu!" ucapnya s
hnya. Kutinggalkan D
manager keuangan. Aku memperhatikan cctv itu. Al
i kemarin sudah dihap
likan lagi. Entah ini permainan siapa? Yang pasti penyusup itu orang dalam sendiri. Kamu liat ini!" tunjuknya pada dua orang yang nampak pada r
an ini?" tanya laki-laki membuat aku tertegun.
orang ini sudah lama menjadikan Saya targetnya. Entah motifnya apa!" ucapku
hu!" tambahku lagi. Fito mengangguk paham. Dia menepuk
rtanyaan yang menumpuk di otakku
ri tadi ada sepasang
Siapa yang jad
kan pandanganku ke empunya suara. Terlihat sosok itu bergeming
dikit keperluan. Maka dari i
enyum sinis lalu kembali pada kesibukkannya semula. Kembal
gan gugup aku berdiri. Menunggunya, menghampiriku. Hatiku berdesir, melihat sosok itu. Tampan dengan sejuta
daku kalau kamu terlambat datang?!" Pertanyaannya yang
u tiba-tiba tergagap. Lidahku jadi ke
mu dengan laki-laki yang tidak a
gan sangat tajam. Harga diriku sebagai wanita terusik. Aku tersinggung denbergandengan tangan dengan manager keuangan. Apa kamu ini bisa dibilang perempuan setia, perempuan yang bisa
-kk .
ik menahan amarah yang begitu besar. Mataku tajam mengarah padanya. Waj
nanar. Merah padam warna wajahku saat ini. Ad
menguar di wajahku. Dengan gerakan kasar, kuraih tas di mej
ang dari ruangan itu. Sekilas masih sempat kulihat dia mengejar
n yang lain tak membuatku bergeming. Terus saja aku be
dia memandang rendah harga diriku? Atau karena dia sudah tahu siapa aku yang sesungguhnya? Tentang statusku dan kondisi aku? Bertubi tubi pe
**
an, hari ini dia tidak bisa mengontrol emosinya. Hatinya begitu panas melihat Move begitu mudahnya berinterksi dengan semua karyawan pria di perusahaannya. S
kk
suk
a sakit sekali. Sampe membiru begitu!" ucap perempuan cantik itu l
sendiri! sergah Ray m
muka Feronik
tidak mau membahas apa apa saat ini." teg
buskan nafas dalam dalam seraya melangkahkan kakiny
gin terasa.Tapi Ray belum beranjak dari kursi kebesarannya. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Karyaw
mbolak-balikkan ponselnya. Ingin sekali ras
munikasi yang ada hanya memperkeruh keadaan. Biarlah unt
SAM