Takdir Yang Tertunda
ksama orang-orang yang
semua. Meski belum semua terkua
attan sergio sesha. Bahkan begitu dekat dengan sosok yang baru semalam beg
ya apa? Kenapa harus aku yang mereka jadikan korban konspirasi mereka? Alangk
tapi tatapanku masih lurus ke depan, dimana or
an Dattan, orang yang kukenal bertahun-tahun baik dan
nyadari kehadiranku. Tapi aku sungguh kecewa sama Dattan lebih-lebih Raya, orang yang akh
. Apa yang harus aku lakukan besok di tempat kerja? Berpura-pura tidak tahu
lah yang membuat skenario tentang kasus penggelapan uang itu. Kenapa m
n dengan gontai. Berkali-kali aku dengar suara poselku buny
emua yang terjadi hari ini hilang dari otakku. Selang beberapa menit aku terpejam. Berulang-ulang menarik dan menghembuskan nafas. Agar
ku membukanya. Aku terdiam di depan pintu. Tertegun melihat
k. Masih dengan sikap diam, sisihkan badanku memberikan jal
uduknya. Kutinggalkan dia sendiri. Aku berdiri di depan cermin. Menyisir rambut dengan kasar. Ada y
usadari seseorang itu sudah memelukku. Mencium rambutku yang basah. Dan sesekali mengurainya dengan l
ya di pinggangku. Memandangku penuh keheranan.
itu tak ada satu pun yang ku jawab. Wajahku memerah kesal. Berubah jadi wajah jud
ari tadi mengabaikan aku?" suaranya meninggi
get menjelaskan padanya. Karena aku yak
i? Aku khawatir sama kamu, berkal
pengakuan tentang kebenaran yang ia bicarakan dengan orang-orang itu. Belum lagi masalah kemarin.
nggi. Mendekatiku dan mencengkram
tajam. Aku tak bisa mengelak. Aku pasrah. Percuma melawanpun, dia lebih kuat. Bahkan d
Pelan dan sangat lembut bibirnya menyentuh bibirku. Lidahnya menerobos masuk menggapai lidahku dan melumatnya
as dan terus menciumku dengan rakus. Aku tersengal dengan gemuruh nafsu luar bia
mainannya. Melupakan segala am
sambar oleh bibirnya. Dilumatnya dengan rakus. Kuakui laki-laki i
gg-gg," desisn
inannya. Tanganku yang tadinya pasif
mukan sesuatu. Dan tanpa jeda lagi dia semakin men
a hatiku. Sedikitpun aku tak bisa menolak
pelukkannya. Sesekali dia mencium punggungku yang telanja
tiap rahang mukanya. Begitu tampan. Begitu mempesona. Mampu menghipnotis perempuan manapun. Aku tersenyum dalam hati. Mungkin sa
ggak diangkat?" Tangannya merab
ata menikmati kasih sayang yang ia berikan. Menyembunyikan kejadian yang sebenarny
Aku menelusupkan wajahku ke lehernya. Hal yang pali
but. Memberikan keyakinan padanya kalau semua baik-baik saja. Ba
tuku sayang," Kedua tangannya meraih
n kening. "Jangan abaikan aku seperti tadi." tandasnya mem
wajahku ke lehernya. Dan mengeratkan hangat p
**
Aku yang sekarang duduk seruang dengan direktur pimpinan juga tampak sibuk. D
ak keliatan dari tadi. " Setelah menyelesaikan pekerjaan ini, nanti akan aku
udah tak asing lagi. Tampak serius dan monoton. Sesek
mu tidak peduli dengan hubungan kita?" suaranya bergetar. Ada air
kalah bergetar. Ada kesedihan yan
enar mengambil keputusan itu untuk berpisah! Kenapa kamu kembali lagi sama dia? Hari pernikahan kita tinggal bebera
u pusing!" Memekik suara itu. Ada amarah
u sudah benar bertindak seperti ini. Ingat dia itu siapa, dia akan lebih menderita kalau kamu memaksakan b
raya beranjak meninggalkan perempuan cantik itu. Dengan langkah gontai, wanita itu juga
ngan terjadi kepanikan. CCTV yang kemarin g
mbil menggeleng gelengkan kepala dia melihat rekaman cctv itu. Di dalam rekaman cctv itu terlihat sosok perempuan mengenakan masker berbaju hitam gelap sedang
dah menunggu seseorang. Yang mungkin saja itu rekanny
" berkali-kali Fito memperbesar gambar di cctv itu. Menegaskan siap
Move, dia akan terus menyelidiki kasus ini . Siapa sebenarnya dalang dibalik semua ini, dia nggak akan membi
di lapangan? Hari ini ada jadwal hitung stok." suara itu tiba- tiba terdengar dari
ya menetralisir keadaan. Siapapun tidak boleh
aya anak buah untuk terjun ke lapangan?" ucap Feronika lagi. E
ngan diikuti ekor mata Fito. Dia menatap sosok Feronika dengan tajam. Bahkan sampai menyipitkan mata.Ada yang
cctv ini. Ini akan menjadi salah satu bukti dalam peyelidikan nanti." Dengan bergegas Fito menuju ru
i sikap Ray. Sepertinya ada yang disembunyikan lebih banyak. Mungkinkah berhubungan dengan kas
t .
arnya apa yang terjadi sich, bikin khawatir saja!" Aku coba lagi menelponnya sambil mondar-mandir di dala
rasa khawatir yang begitu hebat di hatiku. Enta
gi. Masih berdering tapi nggak diangkat. Dering pa
rena orang di seberang sana mengang
lagi makan siang. Habis itu Bapak ada p
Sebelum membalikkan badan, aku sudah merasakan hembusan nafas itu masuk ke telingaku. Seketika itu juga ak
hanya tersenyum kalem. Dan berjalan melewati tempatku berdiri. Aku melongo. Huft!" Aku mengelus dada melihat sikapnya. "Nyebelin banget sic
sekali dengan wajahku. Entah sebenarnya hubungan kami ini apa. Tak sekalipu
annya. Bahkan aku yang lebih agresif kalau sudah terpancing.
aannya. Aku menggeleng-gelengkan kepala berkali-kali. Tidak mungkinlah, Ray itu sama dengan Farhan
SAM