Takdir Yang Tertunda
irektur. Dengan tangan sedikit gemetar, aku m
. Sempat bingung harus kembali ke meja kerjaku apa menunggu laki-l
peluk-pelukan dengan Dattan di ruang pantry
u, ha
kejadian tadi sampai membuat dia semarah itu? aku memberanikan diri menatap matanya. Ada ke
laskan!" sekali lagi aku terke
sama D
pa sebutan formal! Ingat, dia adalah manager HRD!" Lagi-lagi aku menela
ak. Dia hanya bersimpati atas kejadian yang men
ma laki-laki?" Mataku membulat
**
k ... banget rasanya.Pikiranku terus berputar-putar t
perusahaan." gumamku dalam hati. Kepalaku berdenyut-denyut sakit.Belum ketemu solusi dan jalan keluarnya.
. Aku terlelap beberapa saat. Terhenyak kaget ket
mbut.Masih belum tersadar ju
itu. "Aku datang," jawabku tergesa
olah tidak percaya dengan penglihatanku.
masuk?" ucapnya membuyarkan semua keterdiamanku. Kembali a
minum apa?" tanyaku dengan perasaan tak karuan. Entah setan apa yang bisa membuat manusia arogant ini sampe
ak mengerti angin apa yang membawanya datang ketempat kostku. Aku memperhatikan sosok yang duduk di di
ku. Aku kaget sekaligus gugup ketika kusadari sos
a menetralisir keadaan. Tapi tiba-tiba dia
an sama dia ( orang yang begitu arogant), apalagi dia bosku sendiri, yang galaknya minta ampun. Tapi ada hal yang baru aku sadari, ternyata aktapku dalam. Aku membuang muka, menghindari tatapannya yang t
pundakku. Aku meringis menahan sakit. Terlihat jelas dia meradang. Ada amarah yan
Telapak tanganku mulai basah. Tapi laki-laki itu tetap tenang dengan sikapnya. Semakin
ertanya. Kuberanikan menatap matanya. Mata itu tajam tapi berwibawa. Sangat tenang tabuat apa-apa. Semakin dalam aku rasakan lumatan bibirnya dan akhirnya aku mulai terbawa dengan suasana itu. Aku membalas lumatan bibir itu dengan mata terpejam. Su
ru. Aku lupa siapa diriku. Kunikmati cumbuan itu. Semakin dalam semakin menjadi, seolah-olah
bibir kananku, kurasakan pedih. Ada darah yang keluar karena gigitannya. Dia
a dengan sendu. Kulihat senyum di bibirnya. Wajah lembut
entuh bibirku. Sebenarnya ini ada apa? Ke
laki- laki ini. Kenapa seolah- olah dia sudah begitu sangat menge
dan membelaiku setiap jengkal kulitku. Aku semakin menikmati setiap sentuhannya. Sesekali bibir itu menyentuh bibirku.
u malam ini ..." ucapnya lembut di telingaku sambil menjilat
gar suara erang
terbuai. Semakin kutekan kepala
mata, kunikmati setiap sentuhannya. Dan
sesuatu yang dari tadi menggebu. Aku menj
u. Ucapan ini tidak asing lagi. Sering aku dengar kal
a menelusup disetiap helai rambutku. Membelainya
a. Dadanya yang bidang mampu memberikan p
aksi, laki- laki itu semakin mengeratkan pelukannya. Memberikan kecup
Dan anehnya begitu mudahnya aku jatuh ke pelukannya. Aku begitu sangat menikmati setiap
kukan ini?" suaranya memecah kesunyian. Kutengad
jawaban dariku. Kembali dia memberikan kecupan lembut di keningku. Di
sama sekali apa yang terjadi. Rasanya mengalir begitu saj
hadap Farhan tapi sebagai pahlawan yang m
SAM