Takdir Yang Tertunda
da nama dan tanganku di sana. Tanganku gemetaran memegang lembaran kertas i
ng sama Saya, Move, tidak harus melakukan tindakan ini k
kukannya?!" suaraku tak kalah menggema. Merasa b
ngung dan tidak percaya, drngan apa yang terjadi hari ini. Bagaimana bisa, ada sejumlah uang yang ditransfer ke rekeningku? Kalau aku sen
engan nada dingin. Fito, selaku man
p ke ruang pimpinan, Move," aku
agi, pak Ray, akan mema
i 5 menit, tiba-tiba sekertaris direktur sudah mencariku. Aku menghela nafas, ada debar jan
unduk dan kaki berkeringat, aku menunggu reaksi dari laki-laki yang sedari tadi berdiri menatapku
ri badanku. Kaki ku semakin gemetar aku rasakan. De
suaranya datar. Sedatar mu
rtanyaan itu. Tanpa kusada
erti ini?" Kali iin, aku seperti tertampar. Jadi benar, dia ju
tida
ah ke dirimu, ada nama
ah. Beberap detik yang lalu, dia me
perusahaan, akan menentukan nasib kamu!" Sekali lagi aku menelan salivaku yang mulai menge
ku mmenganggu,
asalah ini belum ada titik terangnya, jangan berani-berani a
aku kerja di perusahaan iin, baru kali ini tersandung kasus memalukan seperti iin, bahkan kesalahan yang ti
ada jalan keluarnya. Tapi kali ini, aku mengeluh. Apakah jalan satu-satunya aku men
sosok Feronika di sampingku, dengan senyum sinis mengejek. Sebenarny
ke arahku, dia menghembuskan na
meja kerjaku Fero?" tanyaku
kasus yang memalukan seperti itu!" Aku terpana mende
di mataku, tapi dia setenang air su
ilang, bahwa aku menerima suap da
ng begitu!" Dia me
lantai dasar pun sudah tahu berita ini!" ucapnya lantang membuat semua karyawan yang ada di ruang
mu! Saat ini perbuatan kamu ini, bisa bikin rugi perusahaa
k-k
yang keluar dari mulut Fero. Wanita it
semenjak Feronika meni
u. Entah salah apa yang sudah aku perbuat padanya. Kuarahkaan tatapanku pada l
ahaanku, mungkin akan lebih baik kalau minta to
ncul, menghebohkan selu
sosok yang detik itu membuat jantungku be
araku gagap. Lidahku seperti kelu. Menyadari s
intah yang bernada penekanan itu m
n aku sudah di pantry. Seumur-umur baru kali ini aku dit
. Kulihat wajah mempesona itu sudah
mataku yang sembab kesedihan yang luar biasa. Laki-laki itu meraih pundakku dan meren
ungku bergetar. Tanpa sungkan Dattan menjatuhkan kepalaku di pundakn
orang yang sudah berdiri t
? suara itu mengagetkanku dan juga Dattan.
pias. Detak jantungku tak k
yang kamu fikirkan. Aku hanya menghibur Move
igus sahabat kental Ray Dinata. Mecoba memberikan penjelasan, bahwa yang dilihat barusan tid
rgahan direktur muda itu. Kalau Dattan saja tidak dihargai apalagi aku? Lagi-lagi kudukk
uknya tajam ke arah mukaku. "Jelaskan semua di ruanganSAM