KhaRisma
a manusia hidup di dunia ini seorang diri,
n, tak sengaja dia bertemu dengan pemuda
a gue meng
emu hari ini!" Risma menarik topinya lebih ke b
intu. Kharis tak mau kalah, dia langsung menyusul dan merebut topi
r 'kan!" t
melihat muka lu," tega
pesona. Namun, Risma cuek dan terus melangkah. Risma
rang sambil mengeluark
depan apartemen gue?" teria
mpi kali, ini jelas-j
ku. Gue beli apartemen
alu. Lu yang ngaku-ngaku!" Risma mengeluarkan
dihubungi, begitulah sang opera
ntak-hentakkan kakinya karena kesal. Sedangkan Kh
g itu sulit dihubu
mutar kuncinya dan membuka
apa?" ucap Khar
lau gue masuk ke dalam." Risma b
u, hingga pada akhirnya pintu terbuka. Risma langsung menarik kopernya masuk ke dalam, buru-buru dia se
agi pertarungan saling dorong-mendorong pintu. Tenaga seorang perempuan memang tidak sebanding dengan laki-laki. Risma
ris yang jatuh tersungkur ke lanta
? Hahaha ...," ledek Risma. Kharis berusaha bangkit sambil
rjain gue, hah! Awas
udah membayar lun
ara Kharis sem
ergi dari sini!"
ni!" hardik Kharis lebih g
menatap, menandakan mereka tidak mau kalah. Sesaat setelah itu, se
engurut pelipisnya. Terlihat dua buah koyok menempel di
ua seketika itu juga meminta maaf pada wanita
kiri!" Risma menaruh kopernya
ggal bersama begitu? Idih
bih baik lu pergi saja dari sini." Ris
bayar tempat ini, terus lu yang
lu yang bilang kalau l
dho pokoknya,
itu keluar dari ruangan, dia berjalan mendekati
karena harus tinggal bersama dengan gadis galak, jutek, dan cerewet, Kharis mau tidak mau harus rela dan t
galak itu!" gerutu Kharis. Pemuda itu terus
, lebih baik lu angkat kaki saja dari sini. Dari
ngupin
gue cepat menangkap omongan perjulitan
pa juga yang
idak suka, pergi
oh,
mereka berdua, di sela-sela kesibukan
gan di luar apartemen. Sesaat kembali dia menggerutu, mengeluarka
at." Kharis masih mencoba berusaha menghubungi wanita
alau tahu bakalan seperti ini, gue tidak
paran langit biru kala itu. Kharis membalikkan badannya, menatap ke dalam apartemen, melihat gadis galak dan cerewet sedang sibuk dengan memberi ba
�
, dia bangkit dan melihat bayangan dari lampu di sebelahnya. Kharis mulai penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh Risma saat itu. Namun, terhalang oleh kain sprei yang dibentangkan oleh Risma sebagai pembatas daerah masing-masing.
ia tidak pulang ke rumah. Kharis memang tidak ingin pulang. Kharis benar-benar san
nggal dimana. Hanya Bagus yang mau menampungnya. Keluar dari kandang kucing dan sekarang di
pku ini, batinnya mengacak-acak ramb