Cinta Dalam Perjodohan
segera membereskan tempat tidur dan
ih, ya sayang! Biar terlihat mempesona di ma
ak berminat sama sekali untuk menuruti perintah
ayyidah, pikirannya menerawang
di mangsa oleh Abbas?" batin Sayyi
ahnya. Kemudian terlelap di pangkuan Abbas. Mungkin Abb
harapkan. Tangannya segera menggosokan sabun keseluruh tubu
*
angan Marwah tertarik ke arah dapur yang
at Abbas berdiri di depan kompor
masak?" tanya Marwah terlontar. Tidak salah memang ia m
saya! Ini hanya telor dadar da
ul, dengan telor dadar di atasnya. Dia sedikit canggung karena baru
harusnya mama dan Sayyi
Melihat Marwah duduk dan m
lagi. Matanya berputar ke pintu yang subu
Sayyidah saat azan subuh berkumandang. Karena suara iqomah sudah terdenga
agi mungkin k
kamarnya dengan balutan kemeja panjang dan cel
n rapi di depan Abbas, tetapi karena ingin pergi ke perpustaka
a kamu 'kan yang buat sarapan? Mama jadi ngga enak sama suami ka
maaf,
al. Ia merasa malu dengan Abbas, karena kebi
terlihat cemas seperti s
pagi Mamah dan Sayyidah. Ada yang ingin saya sampa
ukan isinya kedalam mulut, guna menatap Abbas dengan serius dan meli
aya di asrama, sebab masih banyak tanggung jawab saya belajar dan mengabdikan dir
kewajiban kamu. Kalau mama boleh tau kapan ren
h nanti so
asa berat melewati kerongkongannya. Lantaran ter
an kotak tissu yang tergeletak
san Abuya, dan tugas kuliah saya masih banyak yang belum ter
itu memaksa!" tuding Sayyidah kepada Abbas. Ia seg
bersikap seperti itu kepada suami kamu!" teriak Marwah s
lu, Mah." Abbas bern
ik, tetapi sikapnya agak manja. Mama harap kamu lebih
Mah! Assalam
aikumus
umum berwarna biru di seberang jalan.
ng bertuliskan 'perpustakaan' di depannya. Abb
ncari buku bacaan. Refleks Sayyidah menggenggam kedua tangan itu agar ter
hangat. Tak menunggu lama laki-laki itu segera membawa Say
nya gue ketemu lo dan bisa
i laki-laki setampan dirinya. Begitupun Sayyidah, jiwanya sep
*
t pemandangan di depannya. Matanya berapi-api, tangannya mengepal
n perilaku dua sej
yan terkejut, te
gera menarik tubuhny
ang!" ajak Abbas de
telunjuk Sofyan me
anti gue je
, maaf ya, gue tinggal." Sayyidah mena
a Sof
n uru
rhak tahu urusanmu. Sudah k
Sayyidah menat
aku, ikutlah tin
at, karena kamu adalah amanah yang harus aku jaga di duni
ikit kemarahan Sayyidah, ia
*
kaan. Mereka harus segera berkemas dan mempers
ia tidak m
muk seperti di drama ketika
kan jalan itu. Wajahnya terlihat cukup manis, walaupun berkulit sawo matang. Hidu
Abbas menyadarinya." Ia segera mengiba